Selasa, 22 Januari 2019

NUPTK, apaan tu??????


Apa itu NUPTK

NUPTK adalah singkatan dari Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang merupakan Nomor Induk bagi seorang Pendidik atau Tenaga Kependidikan. NUPTK diberikan kepada seluruh PTK baik PNS maupun Non-PNS sebagai Nomor Identitas yang resmi untuk keperluan identifikasi dalam berbagai pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
NUPTK terdiri dari 16 angka yang bersifat tetap karena NUPTK yang dimiliki seorang PTK tidak akan berubah meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar , perubahan riwayat status kepegawaian dan atau terjadi perubahan data lainnya.
  

Manfaat  NUPTK

Manfaat untuk tenaga pendidik yang memiliki NUPTK adalah:

1. Berpartisipasi dalam sebuah proses/mekanisme pendataan secara nasional sehingga dapat membantu pemerintah dalam merencanakan berbagai program peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik.

2. Mendapatkan nomor identifikasi resmi dan bersifat resmi dan bersifat nasional dalam mengikuti berbagai program/kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat/daerah. 


Bagaimana Memiliki NUPTK

PTK dapat memiliki NUPTK dengan cara mengisi kuisioner Pengajuan NUPTK, pengisian kuesioner Pengajuan harus dengan lengkap, benar dan rasional sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Persyaratan mendapatkan  NUPTK

1.       Pendidik dan Tenaga Kependidikan Warga Negara Indonesia
2.       Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memiliki Satuan Administrasi Pangkal (Sekolah Induk) yang jelas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
3.       Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada jalur pendidikan formal-non formal baik yang berada di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional maupun Kementerian Agama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
4.       Pendidik dan tenaga kependidikan yang masih aktif melaksanakan tugas sesuai dengan kewajibannya.
5.       Usia pendidik dan tenaga kependidikan setinggi-tingginya 60 th.
6.      Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memiliki masa kerja serendah-rendahnya ( minimal ) 2 tahun tanpa putus yang dibuktikan dengan melampirkan SK Tugas dari Kepala Sekolah/Instansi bagi PTK non-PNS.

Cara pengajuan NUPTK

Kuisioner yang telah diisi belum dinyatakan syah apabila belum dilegalisasi oleh Kepala Sekolah berupa stempel sekolah dan tanda tangan kepala sekolah lalu mengirimkan kuesioner ke Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat.

Apa kaitan LPMP dalam proses pengajuan NUPTK

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan verifikasi dan konsolidasi data di tingkat Propinsi dalam bentuk SIM NUPTK, kemudian mengajukan data ke Pusat atau Setditjen PMPTK dalam bentuk database SIM NUPTK 

Dimana Proses Penerbitan NUPTK

Proses penerbitan NUPTK adalah di Bagian Perencanaan ( Bagren ) Setditjen PMPTK. Tim NUPTK Bagren akan mengolah data hasil verifikasi dan konsolidasi dari LPMP untuk kemudian di periksa kembali data yang dikirim tersebut sebelum diterbitkan Nomor Unik PTK. 

Bagaimana pendistribusian data NUPTK

NUPTK yang telah diterbitkan oleh Bagren akan di kirim ke LPMP untuk didistribusikan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota wilayah masing masing 

Bagaimana Melakukan Perbaikan data NUPTK yang di tunda karena tidak rasional

Hubungi Operator SIM-NUPTK Dinas Pendidikan Kab/Kota Setempat dengan membawa bukti otentik seperti Akta Lahir, Ijazah ,SK Tugas ,dll untuk mempercepat proses perbaikan data.

Bagaimana NUPTK untuk guru yang mutasi

Prinsipnya mutasi seorang PTK tidak mengakibatkan NUPTK yang bersangkutan akan hilang atau berubah. Kemanapun PTK tersebut pindah tugas, maka NUPTK akan tetap seperti semula. Namun untuk guru yang telah mengalami mutasi harus melakukan langkah berikut : 

1.   Apabila Mutasi ke Instansi lain yang masih dalam satu Kabupaten/Kota

  • PTK tersebut harus melapor ke operator SIM-NUPTK.
2.   Apabila Mutasi Ke Instansi Lain berbeda Kabupaten/Kota pada Provinsi yang sama dan atau berbeda
  • PTK yang bersangkutan melapor ke Operator SIM-NUPTK pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota asal , ( apabila diperlukan dengan menunjukkan bukti otentik berupa SK Tugas terbaru/mutasi  nya ), kemudian meminta cetak profile melalui SIM-NUPTK yang mencantumkan data-data lengkap PTK yang bersangkutan serta Nomor Unik PTK nya. Jika memungkinkan, PTK tersebut meminta split/pecah database PTK yang bersangkutan untuk di muat dalam CD.
  • PTK yang bersangkutan melapor kepada Operator SIM-NUPTK di Dinas Kabupaten/Kota tujuan mutasi, dengan membawa data-data tersebut dan menunjukkan bukti otentik berupa surat keterangan bertugas dari instansi tempat bertugas yang baru.
  • Petugas/Operator NUPTK Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota tujuan melakukan import data dari data base yang di bawa PTK yang bersangkutan ,( apabila keadaan mendesak atau tidak memungkinkan Petugas/Operator NUPTK dapat melakukan REPLACE ID dengan cara entri ulang namun harus diisi NUPTK yang bersangkutan pada kolom ”NUPTK Pindahan” ).
  •  

    Status Pembatalan dan Pengajuan kembali NUPTK

    NUPTK dapat dibatalkan atau ditunda penerbitan Nomor Unik PTK nya apabila memenuhi kondisi sebagai berikut: 
    • PTK yang bersangkutan sudah tidak aktif lagi sebagai PTK
    • PTK yang bersangkutan memiliki lebih dari satu NUPTK
    • PTK tidak mencantumkan data-data dengan benar, terutama untuk data-data yang sifatnya penting dan wajib untuk diisi ( Tempat Tugas, Nama, Jenis Kelamin, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, Agama, Alamat, Riwayat Pendidikan dan Data Keluarga).
    Pembatalan NUPTK dapat dilakukan atas inisiatif Operator NUPTK Pusat dengan sebab salah satu di atas, atau karena usulan dari Operator Tingkat Provinsi (LPMP) atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
     

    Komplain NUPTK

    Apabila PTK memiliki masalah mengenai Nomor Unik PTK nya .Segera melapor kepada Operator NUPTK Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.

    Sabtu, 19 Januari 2019

    Panca Tugas Gereja

    Panca Tugas Gereja
     
     
     
     Pengantar
    Dalam rangka merefleksikan fungsi dan peran Umat Beriman  dalam Gereja, pertama-tama kita harus mendasarkan pemikiran kita akan Arti dan Tugas Gereja itu. Pemahaman hidup menggereja adalah sesuatu yang mutlak diketahui dan dihayati oleh para petugas Gereja entah apapun jabatan kita dalam Gereja itu. Hal ini akan sangat menentukan cara dan kerangka pelayanan kepada jemaat maupun sikap setiap pribadi sebagai bagian dari persekutuan umat.

    Pengertian Gereja
    Asal Kata
    Kita sangat sering mendengar kata gereja, dan akan makin sering mendengar dan membicarakannya lagi dengan tugas atau jabatan yang diembankan kepada kita sebagai pengurus. Kata ‘gereja’ ini berasal kata Portugis ”IGREJA”. Kata ini pun berkaitan dengan kata ”Iglesia” dalam bahasa Spanyol dan selanjutnya disebut ‘ecclesia’ dalam Bahasa Latin atau  ‘ekklesia’ dalam Bahasa Yunani. Kata ‘ekklesia’ (Yunani) dapat berarti, perkumpulan, perhimpunan, paguyuban secara umumnya.
    Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa latin, kata ‘ekklesia’ digunakan untuk mengartikan kata  Ibrani yaitu ‘Qahal’. Kata ‘Qahal’ dalam Perjanjian Lama diartikan atau menunjuk pada pertemuan orang-orang untuk mengadakan perjanjian sinai (Ul 9.10; 10:4). Jadi dihubungkan dengan Yahwe. Dalam hal ini, ‘qahal’ berarti bangsa yang dihimpun oleh Yahwe, yang dipadukan oleh aturan-aturan dari Yahwe dan yang mengambil bagian dalam perjanjian dengan Yahwe. Jadi ”qahal” mengandung arti keagamaan.
    Kata ’ekklesia’ menterjemahkan kata ’qahal’ khususnya dalam kitab Tawarik yang berarti himpunan orang yang beribadat (2Taw 6:3 ; 30:2.4.13.17) juga dalam kitab Mazmur (Mz 21:22; 88:6).
    Dalam Perjanjian Baru  khususnya St.Paulus, kata ’ekklesia’ digunakan untuk menyatakan peristiwa pemenuhan panggilan Allah bertolak dari pewartaan Yesus Kristus (Rm 8:29 dst). Secara khusus menunjuk pada orang-orang yang terpilih dalam Allah (1Tim 1:1; 2Tes 1:1; 1Kor 1:2,  dst). Demikian kata ekklesia menjadi gereja untuk menamai kelompok yang percaya kepada Kristus. Akar peristiwa itu adalah kelompok murid yang bersehati menjadi saksi kebangkitan. Maka gereja dari semula dapat diartikan  persekutuan umat beriman.     
    Pemahaman Arti Gereja
    Bertolak dari arti kata, serta mengacuh paham Gereja seturut Konsili Vatikan II (Lumen Gentium), Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Jesus Kristus sebagai penyelamat yang diutus Allah ke dunia.
    Gagasan ini menunjukkan bahwa Gereja terbentuk karena panggilan Allah kepada setiap pribadi menjadi umatNya. Ini merupakan gagasan dasar dari pengertian Gereja. Dalam persekutuan, seorang kristen bertumbuh dalam iman. Setiap orang dipanggil dan masing masing harus memberi jawaban personal pada panggilan itu. Tetapi Kristus memanggil kita untuk membentuk suatu komunitas kristen. Dia menghendaki Gereja itu menjadi suatu persekutuan hidup, cinta dan kebenaran (LG 9), suatu persekutuan iman, harap dan kasih (LG 8).  
    Aspek persekutuan ini sudah nampak dari awal. Kelompok kristen pertama mengekpresikan ini dalam hidup mereka sendiri. Mereka membentuk suatu komunitas atau persekutuan dimana mereka membaktikan diri kepada pengajaran para rasul, kepada hidup berkomunitas, kepada pemecahan roti dan doa bersama (Kis. 2: 42). Mereka satu hati dan pikiran dan membagi apa yang mereka miliki sehingga tak seorangpun dari antara mereka tidak kekurangan (Kis 4: 32-35).
      
    Panca Tugas Gereja: Gereja Mengemban Karya Keselamatan Allah
    Gereja sebagai persekutuan umat beriman diserahi tanggungjawab dalam mengemban tugas Kristus. Gereja menjadi sakramen keselamatan bagi dunia dan juga menjadi tanda bagi dunia ketika Gereja itu berupaya mewujudkan tugasnya. Dalam hal ini kita dapat merinci tugas Gereja itu sebagaimana disebutkan oleh John Fuellenbach dalam bukunya “Church: Community for the Kingdom”. Dalam penjelasan atau uraian hidup menggereja cukup sering kita sebutkan dengan istilah ”Panca Tugas Gereja”.
    ·         Koinonia = Persekutuan
    Gereja adalah suatu persekutuan umat beriman. Persekutuan adalah pokok ajaran Konsili Vatikan II. Gereja itu sungguh persekutan dimana setiap orang beriman itu menjadi Umat Allah. Persekutuan dimaksud di sini bukan sekedar organisasi manusiawi tetapi persekutuan ini adalah persekutuan dalam roh dan iman. Ini berarti bahwa umat beriman itu mempunyai rasa bersaudara dan saling terkait dengan yang lain. Persekutuan ini semakin dapat dirasakan sebagai saudara saudari dengan teman seiman ketika persekutuan ini juga ditumbuhkembangkan dalam banyak komunitas-komunitas iman. Dengan ini Gereja bukan lagi abstrak tetapi konkrit yang dapat dihadiri dan dialami langsung. Maka Gereja pun pada akhirnya harus dikatakan persekutuan dari komunitas-komunitas iman (communion of the communities). Mereka ada dalam satu hati dan pikiran. Gereja sebagai kesatuan umat Tuhan hendaknya menjadi persekutuan antara umat beriman sehingga setiap orang mendapat tempat bersama saudaranya.
    ·         Diakonia = Pelayanan
    Kristus mendirikan dan memanggil GerejaNya untuk meneruskan karya pelayaanan-Nya di dunia. Sebagaimana Kristus berkata, “Aku datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani” menggariskan secara jelas akan tugas Gereja yang siap menanggapi kebutuhan dunia. Pelayanan Gereja ini merupakan ungkapan solidaritas dengan kesediaan untuk mendengar perjuangan umat dan sedapat mungkin menjawab harapan dan kebutuhan umat itu. Avery Dulles menjelaskan fungsi pelayanan Gereja itu: “Menurut Injil, para murid diminta untuk menyembuhkan dengan mengusir setan, memberi makan yang kelaparan, memberi pakaian kepada yang telanjang, mencela para penindas dan mendamaikan segala permusuhan… Oleh karena itu, Injil mempunyai implikasi-implikasi sosial, meskipun tidak secara otomatis melengkapi jemaat untuk memecahkan masalah-masalah kompleks harian yang menyangkut peperangan, ekonomi dan politik” (A Church to believe in dischipleship and the dynamics of freedom).
    Gereja sebagai persekutuan dipanggil untuk melayani satu sama lain. Rasa persaudaraan semakin teguh dan dirasakan menumbuhkembangkan pribadi-pribadi ketika mereka saling perduli. Ini dapat berarti bahwa semua anggota hendaknya konsern tentang kesejahteraan yang lain. Gereja dalam fungsinya perlu memperhatikan sesamanya. Dalam hal ini Gereja pun tidak hanya mengurusi hal rohani saja tetapi juga mencermati situasi perkembangan umatnya. Tidak soal apa dan berapa yang dapat dibuat dan diberi tetapi setiap tindakan itu ungkapan solidaritasnya dengan sesama. Dengan demikian mereka aktif membangun Kerajaan Allah yang adil, damai dan cinta. Secara institusional Gereja aktif dalam ragam pelayanan seperti pengembangan ekonomi lewat CU, pendidikan, karya kesehatan, gerakan tani lestari, dsb.
    ·         Kerugma = Pewartaan
    Kerygma adalah salah satu unsur penting dari tugas Gereja. Kristus mengutus para muridNya dengan menyampaikan pesan, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mt. 28: 19-20).
    Pengutusan untuk mewartakan sangat jelas ditugaskan oleh Kristus sendiri. Selain itu tugas pewartaan ini juga harus dipahami menjadi pembinaan iman, memperdalam hidup iman dan meluaskan pengetahuan keagamaan umat. Dengan mengambil inspirasi dari himbauan Evangelium Nuntiandi, 15: “Gereja itu adalah penginjil tetapi Gereja itu pun perlu diinjili”. Persekutuan umat itu harus menjadi pusat evangelisasi dan dievangelisasi. Dengan demikian jemaat yang bersekutu itu tetap dicipta kembali dalam firman Allah serta diperdalam imannya. Ini merupakan proses pembinaan iman secara terus menerus dengan itu setiap umat itu sampai kepada kematangan iman yang pada waktunya menjadi jalan hidup yang mempengaruhi hidup sehari harinya.
    ·         Liturgy = Perayaan Iman
    Liturgi adalah perayaan iman dimana Allah menyapa manusia dan manusia menanggapi dengan iman. Umat beriman sebagai persekutuan beribadat untuk merayakan iman dan hidupnya. Orang yang bersekutu itu berkumpul bersama dalam kenangan akan Kristus dan merayakan kehadiran Allah dalam Sakramen dan Sabda. Dengan demikian Kristus terus menerus membentuk komunitas umat beriman untuk menjadi kebersamaan dalam Roh. Liturgi yang dirayakan oleh umat memberi jiwa kepada persekutuan umat beriman.
    ·         Martiria = Kesaksian
    Hidup beriman tidak cukup hanya dirayakan tetapi juga menuntut tindakan langsung dan konkrit. St. Yakobus berkata, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17). Kesaksian yang dimaksud disini adalah usaha terus menerus untuk mewujudkan misi atau tugas Gereja itu seperti yang disebutkan di atas maupun cara dan sikap dalam hidup sehari-hari. Kesaksian ini menyangkut setiap umat beriman baik secara pribadi maupun sebagai komunitas atau persekutuan. Ini akan menjadi daya pikat yang memikat hati orang dan membuat komunitas orang beriman itu menjadi kerinduan untuk dimasuki. Gereja harus  menarik dan memberi semangat, harapan dan kekuatan. Dalam hal ini komunitas umat yaitu lingkungan - lingkungan atau kelompok ketegorial harus menyadari dirinya dalam misi yang lebih luas yaitu misi Gereja universal dan paroki secara khusus. Dengan kata lain tetap melihat dirinya terkait satu dengan yang lain bahwa dia adalah bagian dari umat Allah yang lebih luas. Daya pikat ini juga menyadari diri dalam kegembalaan dari seorang pemimpin yang diserahi tugas untuk memersatukan umat itu yang terpencar dalam berbagai tempat. Dalam semangat renda hati umat menjaga kekompakan dan keharmonisan sebagai umat Allah yang bersama sama menghadirkan kerajaan Allah. Hal ini semakin dibutuhkan ketika keretakan gampang terjadi di tengah masyarakat dengan segala minat dan kepentingannya. Gereja harus menjadi model kebersamaan yang pada akhirnya memberi sumbangan akan arti kesatuan di tengah masyarakat umum
     
    Penutup
    Gereja sebagai persekutuan menegaskan panggilan umat beriman. Setiap orang beriman terlibat dalam misi Gereja yaitu panca tugas Gereja. Gereja hidup dan semakin berkembang sekaligus menjadi pengemban tugas Kristus bila kelima aspek di atas diwujudkan secara konkrit dan langsung. Kelima aspek harus diperhatikan secara seimbang. Persekutuan akan makin hidup bila disertai oleh pelayanan, pemahaman dan ibadat. Setiap tugas menyangkut dan mempengaruhi tugas  lain. Tidak boleh satu lebih diutamakan dan yang lain dilupakan. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus menyentuh seluruh dimensi hidup demikian pun kelima tugas Gereja itu sungguh menyentuh seluruh sisi kehidupan umat beriman secara pribadi maupun secara komunitas. Kelima tugas Gereja ini dapat juga digunakan sebagai alat diagnosa untuk melihat atau mengamati situasi jemaat kita di stasi atau lingkungan.  Secara singkat dapat dikatakan bahwa Gereja adalah persekutuan umat Allah dalam Jesus Kristus yang dipersatukan oleh Roh Kudus, dan dipanggil mengemban Tugas Jesus Kristus di dunia ini untuk menghadirkan Kerajaan Allah.  
     

    Jumat, 18 Januari 2019

    CARA TUHAN BERGAUL


    Mari bermenung sejenak bersama Onal.

    CARA TUHAN BERGAUL
    (Mrk 2:14-17)

    Setiap orang pasti memiliki alasan untuk dekat, kenal dan bergaul dengan siapa saja. Bagaimana dengan Tuhan dalam konteks bacaan hari ini?
    Saya coba berbagi sedikit refleksi dan permenungan pribadi saya.

    1. Tuhan bergaul dengan siapa saja. Tuhan tidak pernah membedakan orang untuk didekatiNya. Dia bergaul saya dan anda tanpa melihat siapa saya dan siapa anda. Tuhan bergaul dengan kita semua tanpa melihat siapa diri kita, apakah kita orang kaya atau miskin, orang bodok atau pintar, orang jahat atau baik, selanjutnya bisa anda tambahkan sendiri.

    Pertanyaan refleksinya adalah BAGAIMANA DENGAN KITA? APAKAH KITA BERGAUL DENGAN SEMUA ORANG ATAU MEMILIH-MILIH ORANG? ATAU KITA BERGAUL KARENA FAKTOR UNTUNG RUGI?

    2. Tuhan bergaul dengan kita agar kita selamat. Inilah kualitas pergaulan sejati orang beriman. Tuhan duduk makan bersama orang2 yang dalam pandangan masyarakat "tidak baik". Tujuannya agar tidak ada orang yang dilihat negatif oleh semua orang dan menyadarkan orang yang bersalah untuk bertobat.

    Apa yang harus kita lakukan?

    1. Terbuka untuk kehadiran Tuhan dalam hidup kita setiap hari dalam doa dan keheningan.
    2. Membiarkn Tuhan mengubah diri kita dari yang tidak baik kepada yang baik.
    3. Jika hari ini kita berbuat salah, maka besok kita harus menjadi lebih baik.
    4. Jadilah pembawa kebaikan dengan selalu membantu orang lain berubah kepada kebaikan bukan sibuk memandang negatif orang lain dan menjelek2an mereka.

    Met pagi dan AMETUR.

    Kamis, 17 Januari 2019

    English titles (Judul bahasa Inggris)




    I. Common Titles (Judul Utama)
    1. Mr. (Pak): for men, regardless of marital status, who do not have another professional or academic title. (untuk pria; bagaimanapun juga pada status menikah, yang tidak memiliki judul profesional atau akademik lain.)

    2. Mrs. (Bu): for married women who do not have another professional or academic title. (untuk wanita kawin yang tidak memiliki judul profesional atau akademik lain.)

    3. Miss (Bu): for girls, unmarried women and (in the UK) married women who continue to use their maiden name (although "Ms" is often preferred for the last two). In the UK, it is used in schools to address female teachers, regardless of marital status.

    II. Formal Titles (Judul Formal)
    1. Sir (Pak): for men, formally if they have a British knighthood or if they are a baronet. Also used in secondary schools; most tend not to call male teachers "Mr ___", but rather "Sir". (untuk pria, secara formal jika mereka memiliki keksatrian Inggris atau jika mereka baronet. Juga digunakan di sekolah sekunder; cenderung tidak memanggil guru pria "Pak ___", namun juga "Pak".)

    2. Ma'am (Bu):  for women, a term of general respect. (untuk wanita, menurut kehormatan umum.)

    3. Lady (Nyonya): for female peers with the rank of baroness, viscountess, countess, and marchioness, or the wives of men who hold the equivalent titles.

    4. Lord (Raja): for male barons, viscounts, earls, and marquesses, as well as some of their children.

    5. Excellency (Kesempurnaan): a title of honor given to certain high officials, as governors, ambassadors, royalty, nobility, and Roman Catholic bishops and archbishops, (preceded by his, your, etc.).

    6. Gentleman (Tuan-tuan): originally a social rank, standing below an esquire and above a yeoman. The term can now refer to any man of good, courteous conduct.

    III. Academic/Professional Titles (Nama Akademik/Profesional)
    1. Dr.: (abbreviation for Doctor) for the holder of a doctoral degree (e.g. PhD, or MD in many countries) and for medical practitioners

    2. Professor (Profesor): for a person who holds the academic rank of professor in a university or other institution.

    3. Chancellor (Kanselir): for the chancellor of a university. (untuk kanselir universitas.)

    4. Principal (Kepala): for the head of a school/organisation.

    5. President (Presiden): may apply to a person holding the title of president, or presiding over certain other governmental bodies.

    6. Master (Guru): a male schoolteacher. (seorang guru sekolah pria.)

    7. Warden (Sipir): a person responsible for the supervision of a particular place or activity or for enforcing the regulations associated with it.

    8. Dean (Dekan): the head of a university faculty or department or of a medical school. (kepala fakultas universitas atau departemen atau dari sekolah medis.)

    Day and Night Words (Kata Hari dan Malam)



    There are 24 hours in a day. The day is divided into the day(time) and night(-time). Daytime is from sunrise (this varies, but we can say approximately 6 am) to sunset (we can say approximately 6 pm). Night-time is from sunset to sunrise. (Ada 24 jam dalam sehari. Hari terbagi menjadi hari(waktu) dan malam(-waktu). Waktu hari berasal dari matahari terbit (ini berbeda; namun kita dapat mengatakan sekitar jam 6 pagi) ke matahari terbenam (kita dapat mengatakan sekitar jam 6 sore). Waktu malam dari senja ke fajar.)

    1. AM (ante-meridiem = before noon (sebelum siang)) - starts just after midnight (dimulai setelah tengah malam)

    2. PM (post-meridiem=after noon (pasca siang))- starts just after midday (dimulai setelah tengah hari)

    3. Dawn (Fajar) - the first appearance of light in the sky before sunrise. (penglihatan pertama cahaya di langit sebelum matahari terbit)

    4. Dusk (Senja) - the darker part of twilight especially at night (bagian lebih gelap senja kala terutama pada malam)

    5. Twilight (Senja kala) - the soft glowing light from the sky when the sun is below the horizon, caused by the reflection of the sun's rays from the atmosphere. (aliran cahaya lunak dari langit ketika matahari di ufuk bawah, disebabkan bayangan sinar matahari dari atmosfer.)

    6. Sunset (Matahari terbenam) - the time in the evening when the sun disappears or daylight fades. (waktu pada petang ketika matahari menghilang atau cahaya memudar.)

    7. Sunrise (Matahari terbit) - the time in the morning when the sun appears or full daylight arrives. (waktu pada pagi ketika matahari terlihat atau cahaya tiba.)

    8. Morning (Pagi) - the period of time between midnight and noon, especially from sunrise to noon. (periode waktu antara tengah malam dan siang, terutama dari matahari terbit ke siang.)

    9. Midday/Noon (Tengah hari/Siang) - the middle of the day; 12 pm (pertengahan hari; 12 siang)

    10. Afternoon (Sore) - the time from noon or lunchtime to evening (waktu dari siang atau waktu makan siang menjadi petang)

    11. Midnight (Tengah malam) - twelve o'clock at night. (jam 12 pada malam.)

    RPP Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti K13 Kelas 1 Pelajaran 1

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER JMJ (RPP) Nama Sekolah            : SD Katolik Santa Maria Piru Mata Pelajaran    ...