Sabtu, 19 Januari 2019

Panca Tugas Gereja

Panca Tugas Gereja
 
 
 
 Pengantar
Dalam rangka merefleksikan fungsi dan peran Umat Beriman  dalam Gereja, pertama-tama kita harus mendasarkan pemikiran kita akan Arti dan Tugas Gereja itu. Pemahaman hidup menggereja adalah sesuatu yang mutlak diketahui dan dihayati oleh para petugas Gereja entah apapun jabatan kita dalam Gereja itu. Hal ini akan sangat menentukan cara dan kerangka pelayanan kepada jemaat maupun sikap setiap pribadi sebagai bagian dari persekutuan umat.

Pengertian Gereja
Asal Kata
Kita sangat sering mendengar kata gereja, dan akan makin sering mendengar dan membicarakannya lagi dengan tugas atau jabatan yang diembankan kepada kita sebagai pengurus. Kata ‘gereja’ ini berasal kata Portugis ”IGREJA”. Kata ini pun berkaitan dengan kata ”Iglesia” dalam bahasa Spanyol dan selanjutnya disebut ‘ecclesia’ dalam Bahasa Latin atau  ‘ekklesia’ dalam Bahasa Yunani. Kata ‘ekklesia’ (Yunani) dapat berarti, perkumpulan, perhimpunan, paguyuban secara umumnya.
Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa latin, kata ‘ekklesia’ digunakan untuk mengartikan kata  Ibrani yaitu ‘Qahal’. Kata ‘Qahal’ dalam Perjanjian Lama diartikan atau menunjuk pada pertemuan orang-orang untuk mengadakan perjanjian sinai (Ul 9.10; 10:4). Jadi dihubungkan dengan Yahwe. Dalam hal ini, ‘qahal’ berarti bangsa yang dihimpun oleh Yahwe, yang dipadukan oleh aturan-aturan dari Yahwe dan yang mengambil bagian dalam perjanjian dengan Yahwe. Jadi ”qahal” mengandung arti keagamaan.
Kata ’ekklesia’ menterjemahkan kata ’qahal’ khususnya dalam kitab Tawarik yang berarti himpunan orang yang beribadat (2Taw 6:3 ; 30:2.4.13.17) juga dalam kitab Mazmur (Mz 21:22; 88:6).
Dalam Perjanjian Baru  khususnya St.Paulus, kata ’ekklesia’ digunakan untuk menyatakan peristiwa pemenuhan panggilan Allah bertolak dari pewartaan Yesus Kristus (Rm 8:29 dst). Secara khusus menunjuk pada orang-orang yang terpilih dalam Allah (1Tim 1:1; 2Tes 1:1; 1Kor 1:2,  dst). Demikian kata ekklesia menjadi gereja untuk menamai kelompok yang percaya kepada Kristus. Akar peristiwa itu adalah kelompok murid yang bersehati menjadi saksi kebangkitan. Maka gereja dari semula dapat diartikan  persekutuan umat beriman.     
Pemahaman Arti Gereja
Bertolak dari arti kata, serta mengacuh paham Gereja seturut Konsili Vatikan II (Lumen Gentium), Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Jesus Kristus sebagai penyelamat yang diutus Allah ke dunia.
Gagasan ini menunjukkan bahwa Gereja terbentuk karena panggilan Allah kepada setiap pribadi menjadi umatNya. Ini merupakan gagasan dasar dari pengertian Gereja. Dalam persekutuan, seorang kristen bertumbuh dalam iman. Setiap orang dipanggil dan masing masing harus memberi jawaban personal pada panggilan itu. Tetapi Kristus memanggil kita untuk membentuk suatu komunitas kristen. Dia menghendaki Gereja itu menjadi suatu persekutuan hidup, cinta dan kebenaran (LG 9), suatu persekutuan iman, harap dan kasih (LG 8).  
Aspek persekutuan ini sudah nampak dari awal. Kelompok kristen pertama mengekpresikan ini dalam hidup mereka sendiri. Mereka membentuk suatu komunitas atau persekutuan dimana mereka membaktikan diri kepada pengajaran para rasul, kepada hidup berkomunitas, kepada pemecahan roti dan doa bersama (Kis. 2: 42). Mereka satu hati dan pikiran dan membagi apa yang mereka miliki sehingga tak seorangpun dari antara mereka tidak kekurangan (Kis 4: 32-35).
  
Panca Tugas Gereja: Gereja Mengemban Karya Keselamatan Allah
Gereja sebagai persekutuan umat beriman diserahi tanggungjawab dalam mengemban tugas Kristus. Gereja menjadi sakramen keselamatan bagi dunia dan juga menjadi tanda bagi dunia ketika Gereja itu berupaya mewujudkan tugasnya. Dalam hal ini kita dapat merinci tugas Gereja itu sebagaimana disebutkan oleh John Fuellenbach dalam bukunya “Church: Community for the Kingdom”. Dalam penjelasan atau uraian hidup menggereja cukup sering kita sebutkan dengan istilah ”Panca Tugas Gereja”.
·         Koinonia = Persekutuan
Gereja adalah suatu persekutuan umat beriman. Persekutuan adalah pokok ajaran Konsili Vatikan II. Gereja itu sungguh persekutan dimana setiap orang beriman itu menjadi Umat Allah. Persekutuan dimaksud di sini bukan sekedar organisasi manusiawi tetapi persekutuan ini adalah persekutuan dalam roh dan iman. Ini berarti bahwa umat beriman itu mempunyai rasa bersaudara dan saling terkait dengan yang lain. Persekutuan ini semakin dapat dirasakan sebagai saudara saudari dengan teman seiman ketika persekutuan ini juga ditumbuhkembangkan dalam banyak komunitas-komunitas iman. Dengan ini Gereja bukan lagi abstrak tetapi konkrit yang dapat dihadiri dan dialami langsung. Maka Gereja pun pada akhirnya harus dikatakan persekutuan dari komunitas-komunitas iman (communion of the communities). Mereka ada dalam satu hati dan pikiran. Gereja sebagai kesatuan umat Tuhan hendaknya menjadi persekutuan antara umat beriman sehingga setiap orang mendapat tempat bersama saudaranya.
·         Diakonia = Pelayanan
Kristus mendirikan dan memanggil GerejaNya untuk meneruskan karya pelayaanan-Nya di dunia. Sebagaimana Kristus berkata, “Aku datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani” menggariskan secara jelas akan tugas Gereja yang siap menanggapi kebutuhan dunia. Pelayanan Gereja ini merupakan ungkapan solidaritas dengan kesediaan untuk mendengar perjuangan umat dan sedapat mungkin menjawab harapan dan kebutuhan umat itu. Avery Dulles menjelaskan fungsi pelayanan Gereja itu: “Menurut Injil, para murid diminta untuk menyembuhkan dengan mengusir setan, memberi makan yang kelaparan, memberi pakaian kepada yang telanjang, mencela para penindas dan mendamaikan segala permusuhan… Oleh karena itu, Injil mempunyai implikasi-implikasi sosial, meskipun tidak secara otomatis melengkapi jemaat untuk memecahkan masalah-masalah kompleks harian yang menyangkut peperangan, ekonomi dan politik” (A Church to believe in dischipleship and the dynamics of freedom).
Gereja sebagai persekutuan dipanggil untuk melayani satu sama lain. Rasa persaudaraan semakin teguh dan dirasakan menumbuhkembangkan pribadi-pribadi ketika mereka saling perduli. Ini dapat berarti bahwa semua anggota hendaknya konsern tentang kesejahteraan yang lain. Gereja dalam fungsinya perlu memperhatikan sesamanya. Dalam hal ini Gereja pun tidak hanya mengurusi hal rohani saja tetapi juga mencermati situasi perkembangan umatnya. Tidak soal apa dan berapa yang dapat dibuat dan diberi tetapi setiap tindakan itu ungkapan solidaritasnya dengan sesama. Dengan demikian mereka aktif membangun Kerajaan Allah yang adil, damai dan cinta. Secara institusional Gereja aktif dalam ragam pelayanan seperti pengembangan ekonomi lewat CU, pendidikan, karya kesehatan, gerakan tani lestari, dsb.
·         Kerugma = Pewartaan
Kerygma adalah salah satu unsur penting dari tugas Gereja. Kristus mengutus para muridNya dengan menyampaikan pesan, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mt. 28: 19-20).
Pengutusan untuk mewartakan sangat jelas ditugaskan oleh Kristus sendiri. Selain itu tugas pewartaan ini juga harus dipahami menjadi pembinaan iman, memperdalam hidup iman dan meluaskan pengetahuan keagamaan umat. Dengan mengambil inspirasi dari himbauan Evangelium Nuntiandi, 15: “Gereja itu adalah penginjil tetapi Gereja itu pun perlu diinjili”. Persekutuan umat itu harus menjadi pusat evangelisasi dan dievangelisasi. Dengan demikian jemaat yang bersekutu itu tetap dicipta kembali dalam firman Allah serta diperdalam imannya. Ini merupakan proses pembinaan iman secara terus menerus dengan itu setiap umat itu sampai kepada kematangan iman yang pada waktunya menjadi jalan hidup yang mempengaruhi hidup sehari harinya.
·         Liturgy = Perayaan Iman
Liturgi adalah perayaan iman dimana Allah menyapa manusia dan manusia menanggapi dengan iman. Umat beriman sebagai persekutuan beribadat untuk merayakan iman dan hidupnya. Orang yang bersekutu itu berkumpul bersama dalam kenangan akan Kristus dan merayakan kehadiran Allah dalam Sakramen dan Sabda. Dengan demikian Kristus terus menerus membentuk komunitas umat beriman untuk menjadi kebersamaan dalam Roh. Liturgi yang dirayakan oleh umat memberi jiwa kepada persekutuan umat beriman.
·         Martiria = Kesaksian
Hidup beriman tidak cukup hanya dirayakan tetapi juga menuntut tindakan langsung dan konkrit. St. Yakobus berkata, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17). Kesaksian yang dimaksud disini adalah usaha terus menerus untuk mewujudkan misi atau tugas Gereja itu seperti yang disebutkan di atas maupun cara dan sikap dalam hidup sehari-hari. Kesaksian ini menyangkut setiap umat beriman baik secara pribadi maupun sebagai komunitas atau persekutuan. Ini akan menjadi daya pikat yang memikat hati orang dan membuat komunitas orang beriman itu menjadi kerinduan untuk dimasuki. Gereja harus  menarik dan memberi semangat, harapan dan kekuatan. Dalam hal ini komunitas umat yaitu lingkungan - lingkungan atau kelompok ketegorial harus menyadari dirinya dalam misi yang lebih luas yaitu misi Gereja universal dan paroki secara khusus. Dengan kata lain tetap melihat dirinya terkait satu dengan yang lain bahwa dia adalah bagian dari umat Allah yang lebih luas. Daya pikat ini juga menyadari diri dalam kegembalaan dari seorang pemimpin yang diserahi tugas untuk memersatukan umat itu yang terpencar dalam berbagai tempat. Dalam semangat renda hati umat menjaga kekompakan dan keharmonisan sebagai umat Allah yang bersama sama menghadirkan kerajaan Allah. Hal ini semakin dibutuhkan ketika keretakan gampang terjadi di tengah masyarakat dengan segala minat dan kepentingannya. Gereja harus menjadi model kebersamaan yang pada akhirnya memberi sumbangan akan arti kesatuan di tengah masyarakat umum
 
Penutup
Gereja sebagai persekutuan menegaskan panggilan umat beriman. Setiap orang beriman terlibat dalam misi Gereja yaitu panca tugas Gereja. Gereja hidup dan semakin berkembang sekaligus menjadi pengemban tugas Kristus bila kelima aspek di atas diwujudkan secara konkrit dan langsung. Kelima aspek harus diperhatikan secara seimbang. Persekutuan akan makin hidup bila disertai oleh pelayanan, pemahaman dan ibadat. Setiap tugas menyangkut dan mempengaruhi tugas  lain. Tidak boleh satu lebih diutamakan dan yang lain dilupakan. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus menyentuh seluruh dimensi hidup demikian pun kelima tugas Gereja itu sungguh menyentuh seluruh sisi kehidupan umat beriman secara pribadi maupun secara komunitas. Kelima tugas Gereja ini dapat juga digunakan sebagai alat diagnosa untuk melihat atau mengamati situasi jemaat kita di stasi atau lingkungan.  Secara singkat dapat dikatakan bahwa Gereja adalah persekutuan umat Allah dalam Jesus Kristus yang dipersatukan oleh Roh Kudus, dan dipanggil mengemban Tugas Jesus Kristus di dunia ini untuk menghadirkan Kerajaan Allah.  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti K13 Kelas 1 Pelajaran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER JMJ (RPP) Nama Sekolah            : SD Katolik Santa Maria Piru Mata Pelajaran    ...