Panca Tugas Gereja
Dalam rangka merefleksikan fungsi dan peran Umat Beriman dalam Gereja, pertama-tama kita harus
mendasarkan pemikiran kita akan Arti dan Tugas Gereja itu. Pemahaman hidup menggereja
adalah sesuatu yang mutlak diketahui dan dihayati oleh para petugas Gereja
entah apapun jabatan kita dalam Gereja itu. Hal ini akan sangat menentukan cara
dan kerangka pelayanan kepada jemaat maupun sikap setiap pribadi sebagai bagian
dari persekutuan umat.
Pengertian Gereja
Asal Kata
Kita sangat sering mendengar kata gereja, dan akan makin sering mendengar
dan membicarakannya lagi dengan tugas atau jabatan yang diembankan kepada kita
sebagai pengurus. Kata ‘gereja’ ini berasal kata Portugis ”IGREJA”. Kata ini
pun berkaitan dengan kata ”Iglesia” dalam bahasa Spanyol dan selanjutnya
disebut ‘ecclesia’ dalam Bahasa Latin atau ‘ekklesia’ dalam Bahasa Yunani. Kata
‘ekklesia’ (Yunani) dapat berarti, perkumpulan, perhimpunan, paguyuban secara
umumnya.
Dalam terjemahan Kitab Suci bahasa latin, kata ‘ekklesia’ digunakan untuk
mengartikan kata Ibrani yaitu ‘Qahal’. Kata ‘Qahal’ dalam Perjanjian Lama diartikan atau menunjuk pada
pertemuan orang-orang untuk mengadakan perjanjian sinai (Ul 9.10; 10:4). Jadi
dihubungkan dengan Yahwe. Dalam hal ini, ‘qahal’ berarti bangsa yang dihimpun
oleh Yahwe, yang dipadukan oleh aturan-aturan dari Yahwe dan yang mengambil
bagian dalam perjanjian dengan Yahwe. Jadi ”qahal” mengandung arti keagamaan.
Kata ’ekklesia’ menterjemahkan kata ’qahal’ khususnya dalam kitab Tawarik
yang berarti himpunan orang yang beribadat (2Taw 6:3 ; 30:2.4.13.17) juga dalam
kitab Mazmur (Mz 21:22; 88:6).
Dalam Perjanjian Baru khususnya
St.Paulus, kata ’ekklesia’ digunakan untuk menyatakan peristiwa pemenuhan
panggilan Allah bertolak dari pewartaan Yesus Kristus (Rm 8:29 dst). Secara
khusus menunjuk pada orang-orang yang terpilih dalam Allah (1Tim 1:1; 2Tes 1:1;
1Kor 1:2, dst). Demikian kata ekklesia
menjadi gereja untuk menamai kelompok yang percaya kepada Kristus. Akar
peristiwa itu adalah kelompok murid yang bersehati menjadi saksi kebangkitan.
Maka gereja dari semula dapat diartikan
persekutuan umat beriman.
Pemahaman Arti Gereja
Bertolak dari arti kata, serta mengacuh paham Gereja seturut Konsili Vatikan
II (Lumen Gentium), Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Jesus Kristus
sebagai penyelamat yang diutus Allah ke dunia.
Gagasan ini menunjukkan bahwa Gereja terbentuk karena panggilan Allah
kepada setiap pribadi menjadi umatNya. Ini merupakan gagasan dasar dari
pengertian Gereja. Dalam persekutuan, seorang kristen bertumbuh dalam iman.
Setiap orang dipanggil dan masing masing harus memberi jawaban personal pada
panggilan itu. Tetapi Kristus memanggil kita untuk membentuk suatu komunitas
kristen. Dia menghendaki Gereja itu menjadi suatu persekutuan hidup, cinta dan
kebenaran (LG 9), suatu persekutuan iman, harap dan kasih (LG 8).
Aspek persekutuan ini sudah nampak dari awal. Kelompok kristen pertama
mengekpresikan ini dalam hidup mereka sendiri. Mereka membentuk suatu komunitas
atau persekutuan dimana mereka membaktikan diri kepada pengajaran para rasul,
kepada hidup berkomunitas, kepada pemecahan roti dan doa bersama (Kis. 2: 42).
Mereka satu hati dan pikiran dan membagi apa yang mereka miliki sehingga tak
seorangpun dari antara mereka tidak kekurangan (Kis 4: 32-35).
Panca Tugas Gereja: Gereja Mengemban
Karya Keselamatan Allah
Gereja sebagai persekutuan umat beriman diserahi tanggungjawab dalam
mengemban tugas Kristus. Gereja menjadi sakramen keselamatan bagi dunia dan
juga menjadi tanda bagi dunia ketika Gereja itu berupaya mewujudkan tugasnya. Dalam
hal ini kita dapat merinci tugas Gereja itu sebagaimana disebutkan oleh John
Fuellenbach dalam bukunya “Church:
Community for the Kingdom”. Dalam penjelasan atau uraian hidup menggereja cukup sering kita sebutkan
dengan istilah ”Panca Tugas Gereja”.
·
Koinonia = Persekutuan
Gereja adalah suatu persekutuan umat beriman.
Persekutuan adalah pokok ajaran Konsili Vatikan II. Gereja itu sungguh
persekutan dimana setiap orang beriman itu menjadi Umat Allah. Persekutuan
dimaksud di sini bukan sekedar organisasi manusiawi tetapi persekutuan ini
adalah persekutuan dalam roh dan iman. Ini berarti bahwa umat beriman itu
mempunyai rasa bersaudara dan saling terkait dengan yang lain. Persekutuan ini
semakin dapat dirasakan sebagai saudara saudari dengan teman seiman ketika
persekutuan ini juga ditumbuhkembangkan dalam banyak komunitas-komunitas iman.
Dengan ini Gereja bukan lagi abstrak tetapi konkrit yang dapat dihadiri dan
dialami langsung. Maka Gereja pun pada akhirnya harus dikatakan persekutuan
dari komunitas-komunitas iman (communion of the communities). Mereka ada dalam
satu hati dan pikiran. Gereja sebagai kesatuan umat Tuhan hendaknya menjadi
persekutuan antara umat beriman sehingga setiap orang mendapat tempat bersama
saudaranya.
·
Diakonia = Pelayanan
Kristus mendirikan dan memanggil GerejaNya untuk
meneruskan karya pelayaanan-Nya di dunia. Sebagaimana Kristus berkata, “Aku datang bukan untuk dilayani tetapi
untuk melayani” menggariskan secara jelas akan tugas Gereja yang siap menanggapi
kebutuhan dunia. Pelayanan Gereja ini merupakan ungkapan solidaritas dengan
kesediaan untuk mendengar perjuangan umat dan sedapat mungkin menjawab harapan
dan kebutuhan umat itu. Avery Dulles menjelaskan fungsi pelayanan Gereja itu: “Menurut Injil, para murid diminta untuk
menyembuhkan dengan mengusir setan, memberi makan yang kelaparan, memberi
pakaian kepada yang telanjang, mencela para penindas dan mendamaikan segala
permusuhan… Oleh karena itu, Injil mempunyai implikasi-implikasi sosial, meskipun
tidak secara otomatis melengkapi jemaat untuk memecahkan masalah-masalah
kompleks harian yang menyangkut peperangan, ekonomi dan politik” (A
Church to believe in dischipleship and the dynamics of freedom).
Gereja sebagai persekutuan dipanggil untuk melayani
satu sama lain. Rasa persaudaraan semakin teguh dan dirasakan
menumbuhkembangkan pribadi-pribadi ketika mereka saling perduli. Ini dapat
berarti bahwa semua anggota hendaknya konsern tentang kesejahteraan yang lain.
Gereja dalam fungsinya perlu memperhatikan sesamanya. Dalam hal ini Gereja pun
tidak hanya mengurusi hal rohani saja tetapi juga mencermati situasi
perkembangan umatnya. Tidak soal apa dan berapa yang dapat dibuat dan diberi
tetapi setiap tindakan itu ungkapan solidaritasnya dengan sesama. Dengan demikian
mereka aktif membangun Kerajaan Allah yang adil, damai dan cinta. Secara
institusional Gereja aktif dalam ragam pelayanan seperti pengembangan ekonomi
lewat CU, pendidikan, karya kesehatan, gerakan tani lestari, dsb.
·
Kerugma = Pewartaan
Kerygma adalah salah satu unsur
penting dari tugas Gereja. Kristus mengutus para muridNya dengan menyampaikan
pesan, “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu” (Mt. 28: 19-20).
Pengutusan untuk mewartakan
sangat jelas ditugaskan oleh Kristus sendiri. Selain itu tugas pewartaan ini
juga harus dipahami menjadi pembinaan iman, memperdalam hidup iman dan meluaskan
pengetahuan keagamaan umat. Dengan mengambil inspirasi dari himbauan Evangelium
Nuntiandi, 15: “Gereja itu adalah
penginjil tetapi Gereja itu pun perlu diinjili”. Persekutuan umat itu harus
menjadi pusat evangelisasi dan dievangelisasi. Dengan demikian jemaat yang
bersekutu itu tetap dicipta kembali dalam firman Allah serta diperdalam
imannya. Ini merupakan proses pembinaan iman secara terus menerus dengan itu
setiap umat itu sampai kepada kematangan iman yang pada waktunya menjadi jalan
hidup yang mempengaruhi hidup sehari harinya.
·
Liturgy = Perayaan Iman
Liturgi adalah perayaan iman
dimana Allah menyapa manusia dan manusia menanggapi dengan iman. Umat beriman
sebagai persekutuan beribadat untuk merayakan iman dan hidupnya. Orang yang
bersekutu itu berkumpul bersama dalam kenangan akan Kristus dan merayakan
kehadiran Allah dalam Sakramen dan Sabda. Dengan demikian Kristus terus menerus membentuk
komunitas umat beriman untuk menjadi kebersamaan dalam Roh. Liturgi yang
dirayakan oleh umat memberi jiwa kepada persekutuan umat beriman.
·
Martiria = Kesaksian
Hidup beriman tidak cukup
hanya dirayakan tetapi juga menuntut tindakan langsung dan konkrit. St. Yakobus
berkata, “Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17).
Kesaksian yang dimaksud disini adalah usaha terus menerus untuk mewujudkan misi
atau tugas Gereja itu seperti yang disebutkan di atas maupun cara dan sikap
dalam hidup sehari-hari. Kesaksian ini menyangkut setiap umat beriman baik
secara pribadi maupun sebagai komunitas atau persekutuan. Ini akan menjadi daya
pikat yang memikat hati orang dan membuat komunitas orang beriman itu menjadi
kerinduan untuk dimasuki. Gereja harus
menarik dan memberi semangat, harapan dan kekuatan. Dalam hal ini komunitas
umat yaitu lingkungan - lingkungan atau kelompok ketegorial harus menyadari
dirinya dalam misi yang lebih luas yaitu misi Gereja universal dan paroki
secara khusus. Dengan kata lain tetap melihat dirinya terkait satu dengan yang
lain bahwa dia adalah bagian dari umat Allah yang lebih luas. Daya pikat ini
juga menyadari diri dalam kegembalaan dari seorang pemimpin yang diserahi tugas
untuk memersatukan umat itu
yang terpencar dalam berbagai tempat. Dalam semangat renda hati umat menjaga
kekompakan dan keharmonisan sebagai umat Allah yang bersama sama menghadirkan
kerajaan Allah. Hal ini semakin dibutuhkan ketika keretakan gampang terjadi di
tengah masyarakat dengan segala minat dan kepentingannya. Gereja harus menjadi
model kebersamaan yang pada akhirnya memberi sumbangan akan arti kesatuan di
tengah masyarakat umum
Penutup
Gereja sebagai persekutuan menegaskan panggilan umat beriman. Setiap orang
beriman terlibat dalam misi Gereja yaitu panca tugas Gereja. Gereja hidup dan
semakin berkembang sekaligus menjadi pengemban tugas Kristus bila kelima aspek
di atas diwujudkan secara konkrit dan langsung. Kelima aspek harus diperhatikan
secara seimbang. Persekutuan akan makin hidup bila disertai oleh pelayanan,
pemahaman dan ibadat. Setiap tugas menyangkut dan mempengaruhi tugas lain. Tidak boleh satu lebih diutamakan dan
yang lain dilupakan. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus menyentuh
seluruh dimensi hidup demikian pun kelima tugas Gereja itu sungguh menyentuh
seluruh sisi kehidupan umat beriman secara pribadi maupun secara komunitas. Kelima
tugas Gereja ini dapat juga digunakan sebagai alat diagnosa untuk melihat atau
mengamati situasi jemaat kita di stasi atau lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Gereja
adalah persekutuan umat Allah dalam
Jesus Kristus yang dipersatukan oleh Roh Kudus, dan dipanggil mengemban Tugas
Jesus Kristus di dunia ini untuk menghadirkan Kerajaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar