“Wajah
Tuhan Yang Lain”
(Vinny Louisytha Thie – XI IPA 1 SMA St. Don Bosco Fakfak-Papua)
“Wajah Tuhan yang lain” itulah judul refleksi
yang saya angkat dari pengalaman bersama teman-teman ketika mengadakan
kunjungan Ilmiah ke Pura. Ada sebuah pengalaman menarik yang saya temui ketika
belajar mengenal agama lain (Hindu).
Pelajaran menarik yang saya maksudkan disini adalah sikap hidup orang
beragama Hindu dalam menghormati tumbuhan. Sikap menghormati ini terutama karena
sebagai ungkapan syukur atas apa yang diberikan tumbuhan kepada manusia dan
terutama bagaimana tumbuhan menghadirkan atau menggambarkan bagaimana Allah
mencintai kita manusia. Sebuah kebiasaan yang mungkin jarang kita sadari bahwa
ternyata itu penting dalam kehidupan.
Sikap hidup ini lalu saya mencoba menghubungkan dengan
iman Katolik terutama tentang kisah Penciptaan dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama. Jika membaca kembali kitab Kejadian, khususnya tentang kisah Penciptaan
langit dan bumi dan segala isinya maka tumbuhan adalah bagian dari karya
ciptaan Tuhan. Sejenak saya mengajak kita untuk mengingat kembali Kitab
Kejadian 1:11, yang berbunyi; “Berfirmanlah
Allah: hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan berbiji,
segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada
tumbuh-tumbuhan di bumi”. Dengan demikian, saya bisa mengatakan bahwa apa saja yang diciptakan
Tuhan adalah bentuk tampilan diriNya yang Maha Kuasa. Itu berarti, tumbuhan
juga adalah salah satu “wajah Tuhan” dalam kehidupan kita.
Kehadiran tumbuhan membuat
kita merasa sejuk, tidak kepanasan, sebagai tempat berteduh kalau panas, dapat
memberikan oksigen yang banyak, dan dapat memberikan hasil buahnya untuk
dimakan. Tetapi kadang kita sebagai manusia tidak menyadari itu, bahkan kita sering
tidak menghargainya. Kita menebang pohon sembarangan tanpa mempedulikan sebab
dan akibatnya. Sikap seperti itu adalah sikap yang tidak menghargai ciptaan
Tuhan. Pada hal Tuhan menciptakan manusia agar dapat menjaga, memelihara, dan
merawat segala makhluk hidup termasuk tumbuhan. Jadi, sudah seharusnya kita
sebagai manusia dapat melakukan tugas itu, agar bumi ini tetap indah dan bagus.
Dan itu juga akan menjadi bukti bahwa kita menghargai ciptaan Tuhan.
Jika tumbuhan adalah “wajah Tuhan yang lain”, apa yang
harus kita perbuat? Ada beberapa sikap yang harus kita lakukan:
1). Memelihara dan melestarikan apa yang telah Tuhan
berikan kepada kita. Tumbuhan adalah pemberian dan anugerah Tuhan kepada kita,
maka sudah sepantasnya kita jaga dan lestarikan. Jangan kita menebang atau
membakar sembarangan tumbuhan-tumbuhan yang hidup dalam dunia ini. Sikap
ceroboh yang sering kita lakukan dengan menebang sembarangan pohon-pohon di
hutan adalah sikap yang tidak menghormati Tuhan.
2). Menanam kembali tumbuhan di daerah yang tampak
tandus. Salah satu ungkapan nyata mencintai tumbuhan adalah menanam kembali
tanaman-tanaman yang bisa melindungi dunia dari kegersangan dan tandus. Sikap
ini sekaligus sebagai ungkapan cinta kita kepada Tuhan.
Cintailah segala ciptaan Tuhan
karena itu adalah ungkapan cinta kita kepada Tuhan secara nyata dalam hidup.
Ingatlah bahwa tumbuhan adalah ekspresi “wajah Tuhan yang lain”. Kalau kita
bisa menjaga dan merawat semua tumbuhan dengan baik dan benar sesuai fungsinya
maka kita telah menyelamatkan diri kita dan orang lain.