Jumat, 29 September 2017

Perpanjangan Waktu Cut-Off Pengiriman Data PMP 2017

Yth. Bapak/Ibu
  1. Kepala LPMP
  2. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
  3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
  4. Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, SMK
di Seluruh Indonesia
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Dengan hormat diberitahukan kepada seluruh Kepala Sekolah, Pengawas, LPMP, Dinas Pendidikan Kab/kota dan Propinsi, sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor:09/D/PD/2017 tentang Pemetaan Mutu Pendidikan Tahun Ajaran 2017/2018 menyatakan bahwa batas waktu pengumpulan data PMP Dikdasmen adalah sampai dengan 30 September 2017.
Sehubungan dengan perkembangan yang ada, serta memperhatikan pemutakhiran data dapodik dengan aplikasi terbaru versi 2018 dan Cutt-off Pendataan BOS yaitu tanggal 22 September 2017 yang berdekatan dengan batas waktu pengiriman data PMP, maka batas waktu (Cutt-Off) pengiriman data PMP diperpanjang sampai dengan 20 Oktober 2017.
Adapun terdapat beberapa informasi yang perlu diperhatikan mengenai pemutakhiran data PMP Dikdasmen:
  1. Penggunaan Aplikasi PMP Terbaru Versi 2.0 dan Updater Versi 2.1
    1. Pengerjaan Aplikasi PMP dapat menggunakan versi 2.0 ataupun Updater 2.1. Apabila data responden telah terpenuhi, dapat melakukan konfirmasi dan pengiriman data, serta tercatat sudah kirim/diproses di website pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id, berarti sekolah telah memenuhi kewajiban pengiriman data PMP 2017.
    2. Langkah yang harus diperhatikan dalam memperbarui aplikasi PMP adalah sebagai berikut:
      • Backup Data PMP dan simpan di folder yang aman (bukan folder Program Files)
      • Lakukan Instalasi sesuai dengan jenis file yang digunakan yaitu Installer (85,88 MB) atau Updater (45,7 MB)
      • Instalasi menggunakan Installer: Backup data -> Uninstall versi 2.0 -> Install versi 2.1 -> Restore data yang telah di-Backup
      • Instalasi menggunakan Updater: Backup data -> Install Updater versi 2.1
      • Cek Ulang Kofirmasi dan Kirim Data
    3. Beberapa kesalahan dan masalah yang sering dijumpai pada Aplikasi PMP tahun 2017 yaitu:
      • Data Lupa belum di-Backup
      • Kesalahan menggunakan file Instaler/Updater. Seharusnya menggunakan Installer jika ingin melakukan instal ulang aplikasi, atau sebaliknya jika tidak melakukan instal ulang maka langsung saja menggunakan updater. Perbedaan terdapat pada ukuran file tersebut.
      • Menggunakan dua aplikasi Dapodik dalam satu laptop
      • Tidak dapat melakukan salin PTK atau PD, dsb.
  2. Informasi waktu pemrosesan data di website PMP dari mulai dikirim sampai dengan sudah diproses dilakukan secara tertunda/tidak real time dengan penjelasan berikut:
    1. Status Pengiriman adalah: Belum Kirim – Sudah Kirim – Sudah Diproses atau Gagal Diproses
    2. Setelah sekolah berhasil melakukan proses pengiriman data, maka server hanya menerima file-file PMP sekolah.
    3. Update Pengiriman Sehari (1x24 jam) setelah sekolah melakukan pengiriman, maka server memproses file-file PMP dengan mencatat log /waktu pengiriman beserta data jawaban ke dalam database. Misalnya jika sekolah melakukan pengiriman di tanggal 20 September 2017, maka log pengiriman baru akan masuk ke dalam database pada tanggal 21 September 2017.
    4. Setelah log pengiriman sekolah dan file PMP diproses, maka website PMP melakukan sistem pembaharuan informasi secara berkala setiap 6 jam sekali yaitu pukul 00.00 WIB, 06.00 WIB, 12.00 WIB dan jam 18.00 WIB. Jadi misalkan waktu pengiriman yang sudah diproses dan masuk ke dalam database selesai pada jam 09.00 WIB, maka datanya baru bisa dilihat pada pukul 12.00.
    5. Jika dalam waktu lebih dari 3x24 jam data masih menunjukkan status Belum Kirim atau Gagal Diproses silahkan menghubungi LPMP, Dinas terkait untuk diinformasikan kepada admin pusat.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Satu Data,
Ditjen Dikdasmen

Sumber
http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/berita/perpanjangan-waktu-cut-off-pengiriman-data-pmp-2017

Selasa, 11 April 2017

Perkembangan Moral Kognitif Anak Menurut Lawrence Kohlberg

Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau moral reasoning.
Mengacu kepada teori perkembangan Piaget yang berfokus pada perkembangan kognitif, Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau moral reasoning. Kemampuan kognitif moral seseorang dapat diukur dengan menghadapkannya dengan dilema moral hipotesis yang terkait dengan kebenaran, keadilan, konflik terkait aturan dan kewajiban moral. Manurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif anak terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1) Preconventional moral reasoning

a) Obidience and paunisment orientation
Pada tahap ini, orientasi anak masih pada konsekuensi fisik dari perbuatan benar – salahnya, yaitu hukuman dan kepatuhan. Mereka hormat kepada penguasa, penguasalah yang menetapkan aturan / undang-undang, mereka berbuat benar untuk menghindari hukuman.

b) Naively egoistic orientation
Pada tahap ini, anak beorientasi pada instrument relative. Perbuatan benar adalah perbuatan yang secara instrument memuaskan keinginannya sendiri dan (kadang-kadang) juga orang lain. Kepeduliannya pada keadilan / ketidakadilan bersifat pragmatic, yaitu
apakah mendatangkan keuntungan atau tidak.

2) Conventional moral reasoning

a) Good boy orientation
Pada tahap ini, orientasi perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau diepakati oleh orang lain. Orientasi ini juga disebut good / nice boy orientation. Anak patuh pada karakter tertentu yang dianggap alami, cenderung mengembangkan niat baik, menjadi anak baik, saling berhubungan baik, peduli terhadap orang lain.

b) Authority and social order maintenance orientation
Pada tahap ini, orientasi anak adalah pada aturan dan hukum. Anak menganggap perlunya menjaga ketertiban, memenuhi kewajiban dan tugas umum, mencegah terjadinya kekacauan system. Hukum dan perintah penguasa adalah mutlak dan final, penekanan pada kewajiban dan tugas terkait dengan perannya yang diterima di masyarakat dan public.

3) Post conventional moral reasoning

a) Contranctual legalistic orientation
Pada tahap ini, orientasi anak pada legalitas kontrak social. Anak mulai peduli pada hak azasi individu, dan yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas masyarakat. Anak menyadari bahwa nilai (benar/salah, baik/buruk, suka/tidak sukad, dll) adalah relative, menyadari bahwa hukum adalah intrumen yang disetujui untuk mengatur kehidupan masyarakat, dan itu dapat diubha melalui diskusi apabila hukum gagal mengetur masyarakat.

b) Conscience or principle orientation
Pada tahap ini, orientasi adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal. Benar-salah harus disesuaikan dengan tuntutan prinsip-prinsip etika yang bersifat ini sari dari etika universal. Aturan hukum legal harus dipisahkan dari aturan moral. Masing-masing (hukum legal dan moral) harus diakui terpisah, masing-masing mempunyai penerapannya sendiri, tetapi tetap mengacu pada nilai-nilai etika / moral.

Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget

Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget
Jean Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat tahap.
Jean Piaget latar belakangnya adalah pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 sampai tahun 1980 (Harre dan Lamb), 1988). Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan berdasarkan hasil pengamatan pembicaraanya dengan anak atau antar anak-anak sendiri. Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat tahap, yaitu:

1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.

2) Tahap praoperasional (2-4 ahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga denga masa intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.

3) Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.

4) Tahap operasonal formal (11-15 tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah.

SAYA TIPE GURU SEPERTI APA DI SEKOLAH???

http://harianhaluan.com/assets/berita/original/3720518900-opini.jpg?w=480 
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir seseorang dan guru mempunyai andil besar di dalam membangun sebuah generasi. Semakin banyak tantangan yang dihadapi dan persoalan-persoalan yang perlu segera ditemukan jalan keluarnya. Menuntut guru untuk menciptakan golongan manusia penemu solusi bukan sebaliknya pembuat masalah.


Menurut George Couros, penulis buku The Innovator's Mindset, ada beberapa tipe guru yang kita perlukan di dalam ruang kelas jika ingin berhasil menghadapi tantangan-tantangan global dan membuat anak-anak semakin maju. Berikut sembilan tipe guru yang dibutuhkan Indonesia supaya anak-anak bangsa semakin maju seperti yang dilansir dari idntimes.com (26/10/16).

1. Tipe Guru Yang Mudah Beradaptasi

Perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Oleh karena itu, guru juga punya kewajiban untuk selalu mengevaluasi posisi dan metode yang diadopsi dalam mendidik. Jika 10 tahun lalu membentak dan memukul mungkin merupakan sesuatu yang wajar. Tapi, sekarang cara-cara itu tidak efektif dan guru bisa diproses hukum bila siswa tidak terima.

2. Tipe Guru Yang Menghargai Perbedaan Pendapat

Dulu hafalan adalah salah satu ukuran kesuksesan seorang siswa. Kita tidak terbiasa berpikir kritis dan berani memberikan pendapat yang berbeda. Jika diantara lima siswa, sangat normal bila ada lima pendapat berbeda. Ini juga yang akan membuat mereka lebih toleran terhadap perbedaan.

3. Tipe Guru Yang Kritis Dalam Menerima Informasi

Guru perlu membiasakan siswa agar mereka melakukan refleksi apakah sebuah informasi itu benar. Seringkali karena tuntutan untuk selalu cepat dalam memutuskan sesuatu, kita melompati proses-proses yang diperlukan untuk mencerna informasi. Akibatnya, kita malah turut menyebarkan kebohongan.

4. Tipe Guru Yang Bisa Berkolaborasi

Guru bukanlah orang paling tahu tentang semua hal di dunia ini. Berangkat dari fakta tersebut para guru bisa mengajari siswa bahwa mereka bisa belajar dari siapapun dan dimanapun. Pelajaran bisa diambil dari cerita-cerita orangtua, tukang kebun sekolah maupun ibu penjaga kantin.

5. Tipe Guru Yang Mampu Berinovasi

Guru masa kini wajib menciptakan sebuah lingkungan dimana inovasi dan kreativitas itu dihargai, bahkan didukung. Di masa depan, para siswa harus bisa menciptakan hal-hal yang bisa berkontribusi dalam penyelesaian masalah bukan melalui tindakan kekerasan, melainkan cara-cara kreatif dan out-of-the-box.

6. Tipe Guru Pemimpin

Guru yang punya jiwa kepemimpinan mampu mempengaruhi orang lain secara positif untuk membuat progres di area-area tertentu. Pengaruh tersebut tidak hanya kepada siswa, tapi juga metode pengajaran, kurikulum, hingga keorganisasian.

7. Tipe Guru Pendongeng

Sekarang, untuk membuat siswa bersemangat, guru perlu belajar menjadi pendongeng yang baik dan membiarkan anak didik berimajinasi. Jangan membuang waktu dengan mengajar di depan kelas, tapi siswa-siswa merasa bosan dan malah tidak mendapatkan ilmu apapun. Menulis di papan tulis atau mendengarkan ceramah adalah cara-cara lama.

8. Tipe Guru Perancang

Belajar tidak harus dilakukan di dalam kelas dengan buku dan alat tulis di atas meja. Siswa bisa belajar di luar ruangan. Gunakan metode yang paling tidak membuat mereka tidak bosan selalu melihat dinding-dinding kelas.

9. Tipe Guru Seniman

Guru yang baik adalah seorang seniman. Maksudnya, sebagai pendidik, guru harus terus mengasah kemampuan untuk menjalankan profesi mulia ini. Guru dan siswa bisa sama-sama belajar untuk kemajuan pendidikan.

SAYA TIPE GURU SEPERTI APA DI SEKOLAH???

Empat Hal Penting Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (K-13)


 Empat Hal Penting Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (K-13)

Gambar terkaitSalah satu hal penting yang menjadi agenda atau fokus dalam implementasi Kurikulum 2013 (K-13) adalah pembelajaran abad 21. Pada K-13 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.

1. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill)

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi.



Yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Kreativitas (creativity)

Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita ingat dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi acara menggambar atau melukis di TVRI sekian tahun silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya anak-anak didiknya. Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa kini agar siswa merasa dihargai.

Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu;
(1) kecerdasan matematika-logika, 
(2) kecerdasan bahasa, 
(3) kecerdasan musikal, 
(4) kecerdasan kinestetis, 
(5) kecerdasan visual-spasial, 
(6) kecerdasan intrapersonal, 
(7) kecerdasan interpersonal, dan 
(8) kecerdasan naturalis.

3. Ketiga, komunikasi (communication)

Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin merekatkan hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi miskomunikasi atau komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi sangat penting dalam berkomunikasi.

Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.

4. Kolaborasi (collaboration)

Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.

Saat ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim, kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian Harvard University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil. Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.

Senin, 20 Februari 2017

KEBISUAN DAN KETULIAN JIWA MANUSIA HANYA BISA DISEMBUHKAN DENGAN DOA



KEBISUAN DAN KETULIAN JIWA MANUSIA HANYA BISA DISEMBUHKAN DENGAN DOA
(Sebuah refleksi pribadi atas perikop Markus 9:14-29 dari Onal Maturbongs buat saya dan anda, para pembaca dan orang beriman)



Sebagai orang beriman, setiap orang pasti percaya akan kuasa doa dalam hidupnya. Kisah yang diceritakan dalam bacaan Kitab Suci, khususnya pada perikop Markus 9:14-29 memberikan salah satu contoh konkret bagaimana kuasa doa yang ditunjukkan Yesus kepada kita.
Jika kita membaca kutipan terakhir dari kisah yang panjang ini, tepatnya pada Mrk 9:29, Yesus menegaskan bahwa “JENIS INI TIDAK DAPAT DIUSIR KECUALI DENGAN DOA”. Dalam perikop Markus 9:14-29, dikisahkan bahwa ada seorang anak dirasuki setan sehingga ia mengalami kebisuan dan ketulian (Mrk 9:25). Dengan kuasa dan perintah Yesus, setan itu keluar dari anak tersebut dan anak itu bisa kembali sehat seperti semula.
Yesus bisa berbuat demikian karena kata-kataNYA bukan sebuah perintah biasa melainkan sebuah doa bagi keselamatan anak tersebut. Dilain pihak, apa yang keluar dari mulut Yesus adalah sebuah sabda Ilahi. Dengan demikian, ucapan Yesus adalah sebuah doa. Doa yang mampu mengusir setan dan doa yang mampu memberikan kesembuhan bagi penderita.
Dalam refleksi ini, saya tidak membahas kaitan antara kuasa doa dengan pengusiran setan melainkan saya mencoba berefleksi tentang kuasa doa dengan kebisuan dan ketulian sambil melihat relevansinya dengan kehidupan sekarang ini.
Untuk itu, hal pertama yang harus dimengerti disini adalah soal bisu dan tuli. Bisu dan tuli dalam masa sekarang bukan soal bisu dan tuli dalam fisik manusiawi seperti dimengerti dalam dunia kesehatan. Melainkan bisu dan tuli yang berkaitan dengan jiwa manusia. Pertanyaannya apakah bisu itu? Apakah tuli itu?
·         Bisu yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan manusia untuk berkata jujur dan baik. Dalam konteks ini, saya mengajak kita untuk merenungkan kembali apakah saya sudah jujur? Apakah saya bisa berkata-kata dengan baik? Ataukah saya suka menipu, suka berbicara kasar, suka mencaci maki, suka berbicara kejelekan orang lain, suka memfitnah orang lain dan sebagainya.
·         Tuli yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan manusia untuk membuka telinga bagi kebenaran. Dalam konteks ini, saya mengajak kita untuk merenungkan kembali apakah saya sudah cukup membuka telinga bagi hal-hal baik? Atau saya cuek dan masa bodoh ketika mendengar jeritan dan minta tolong dari orang lain?
Jika merenungkan kembali perjalanan hidup kita maka sadar atau tidak sadar kita sudah berperilaku bisu dan tuli. Kebisuan dan ketulian kejiwaan adalah sebuah penyakit yang perlu untuk disembuhkan. Cara terbaik untuk menyembuhkan kebisuan dan ketulian jiwa kita adalah dengan doa. Pertanyaan kenapa dengan doa baru kita bisa sembuh dari kebisuan dan ketulian jiwa kita?
Yesus mampu menyembuhkan kebisuan dan ketulian si penderita karena kata-katanya adalah sebuah perintah ilahi, sebuah sabda, sebuah doa. Itu berarti, kita dapat menyembuhkan kebisuan dan ketulian jiwa kita dengan doa.
Dengan memberikan ruang dan waktu yang lebih banyak untuk berdoa, maka kita memberikan ruang bagi kuasa Tuhan dalam hidup kita. Semakin kita dekat dengan Tuhan maka Tuhan akan menuntun hidup kita kepada kebaikan. Cara Tuhan menuntun kita adalah sebuah proses penyembuhan spiritual bagi jiwa kita. Disaat kita berdoa, secara otomatis hati, pikiran dan perasaan kita akan terbawa kepada nilai-nilai kebaikan. Dengan tekun berdoa, kita tidak mempunyai kesempatan untuk memikirkan hal-hal yang kurang baik atau jahat. Dengan tekun berdoa, kita untuk berbuat jahat dan selalu berpikir untuk berbuat baik.
Dalam kaitan dengan kebisuan dan ketulian jiwa kita, dengan kita tekun dalam doa, kita akan diarahkan untuk peka mendengarkan hal-hal yang baik, berbicara dan berkata-kata yang baik dan sopan. Kita bukan lagi orang yang cuek dengan situasi sekitar kita yang membutuhkan kebaikan hati kita. Kita bukan lagi orang yang suka menceritakan kejelekan orang lain, mencaci maki, berbicara kasar dan sebagainya.
Marilah, sebagai orang beriman, kita sembuhkan diri kita dengan tekun dalam doa. Biarkan Tuhan berkarya dalam hati kita dan menuntun kita kepada kebaikan-kebaikan ilahi. Singkat kata, jika ingin menjadi orang baik, mari berdoa. Ingatlah HANYA DENGAN DOA, KITA TIDAK LAGI BISU DAN TULI.

AMETUR.................!!!!!!!!

RPP Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti K13 Kelas 1 Pelajaran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER JMJ (RPP) Nama Sekolah            : SD Katolik Santa Maria Piru Mata Pelajaran    ...