KEBISUAN
DAN KETULIAN JIWA MANUSIA HANYA BISA DISEMBUHKAN DENGAN DOA
(Sebuah refleksi pribadi atas perikop
Markus 9:14-29 dari Onal Maturbongs buat saya dan anda, para pembaca dan orang
beriman)
Sebagai orang
beriman, setiap orang pasti percaya akan kuasa doa dalam hidupnya. Kisah yang
diceritakan dalam bacaan Kitab Suci, khususnya pada perikop Markus 9:14-29
memberikan salah satu contoh konkret bagaimana kuasa doa yang ditunjukkan Yesus
kepada kita.
Jika kita
membaca kutipan terakhir dari kisah yang panjang ini, tepatnya pada Mrk 9:29,
Yesus menegaskan bahwa “JENIS INI TIDAK DAPAT DIUSIR KECUALI DENGAN DOA”. Dalam
perikop Markus 9:14-29, dikisahkan bahwa ada seorang anak dirasuki setan
sehingga ia mengalami kebisuan dan ketulian (Mrk 9:25). Dengan kuasa dan
perintah Yesus, setan itu keluar dari anak tersebut dan anak itu bisa kembali
sehat seperti semula.
Yesus bisa
berbuat demikian karena kata-kataNYA bukan sebuah perintah biasa melainkan
sebuah doa bagi keselamatan anak tersebut. Dilain pihak, apa yang keluar dari
mulut Yesus adalah sebuah sabda Ilahi. Dengan demikian, ucapan Yesus adalah
sebuah doa. Doa yang mampu mengusir setan dan doa yang mampu memberikan
kesembuhan bagi penderita.
Dalam refleksi
ini, saya tidak membahas kaitan antara kuasa doa dengan pengusiran setan
melainkan saya mencoba berefleksi tentang kuasa doa dengan kebisuan dan ketulian
sambil melihat relevansinya dengan kehidupan sekarang ini.
Untuk itu, hal
pertama yang harus dimengerti disini adalah soal bisu dan tuli. Bisu dan tuli
dalam masa sekarang bukan soal bisu dan tuli dalam fisik manusiawi seperti
dimengerti dalam dunia kesehatan. Melainkan bisu dan tuli yang berkaitan dengan
jiwa manusia. Pertanyaannya apakah bisu itu? Apakah tuli itu?
·
Bisu yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan
manusia untuk berkata jujur dan baik. Dalam konteks ini, saya mengajak kita
untuk merenungkan kembali apakah saya sudah jujur? Apakah saya bisa
berkata-kata dengan baik? Ataukah saya suka menipu, suka berbicara kasar, suka mencaci
maki, suka berbicara kejelekan orang lain, suka memfitnah orang lain dan
sebagainya.
·
Tuli yang dimaksudkan adalah
ketidakmampuan manusia untuk membuka telinga bagi kebenaran. Dalam konteks ini,
saya mengajak kita untuk merenungkan kembali apakah saya sudah cukup membuka
telinga bagi hal-hal baik? Atau saya cuek dan masa bodoh ketika mendengar
jeritan dan minta tolong dari orang lain?
Jika merenungkan
kembali perjalanan hidup kita maka sadar atau tidak sadar kita sudah berperilaku
bisu dan tuli. Kebisuan dan ketulian kejiwaan adalah sebuah penyakit yang perlu
untuk disembuhkan. Cara terbaik untuk menyembuhkan kebisuan dan ketulian jiwa
kita adalah dengan doa. Pertanyaan kenapa dengan doa baru kita bisa sembuh dari
kebisuan dan ketulian jiwa kita?
Yesus mampu
menyembuhkan kebisuan dan ketulian si penderita karena kata-katanya adalah
sebuah perintah ilahi, sebuah sabda, sebuah doa. Itu berarti, kita dapat
menyembuhkan kebisuan dan ketulian jiwa kita dengan doa.
Dengan memberikan
ruang dan waktu yang lebih banyak untuk berdoa, maka kita memberikan ruang bagi
kuasa Tuhan dalam hidup kita. Semakin kita dekat dengan Tuhan maka Tuhan akan
menuntun hidup kita kepada kebaikan. Cara Tuhan menuntun kita adalah sebuah
proses penyembuhan spiritual bagi jiwa kita. Disaat kita berdoa, secara
otomatis hati, pikiran dan perasaan kita akan terbawa kepada nilai-nilai
kebaikan. Dengan tekun berdoa, kita tidak mempunyai kesempatan untuk memikirkan
hal-hal yang kurang baik atau jahat. Dengan tekun berdoa, kita untuk berbuat
jahat dan selalu berpikir untuk berbuat baik.
Dalam kaitan
dengan kebisuan dan ketulian jiwa kita, dengan kita tekun dalam doa, kita akan
diarahkan untuk peka mendengarkan hal-hal yang baik, berbicara dan berkata-kata
yang baik dan sopan. Kita bukan lagi orang yang cuek dengan situasi sekitar
kita yang membutuhkan kebaikan hati kita. Kita bukan lagi orang yang suka
menceritakan kejelekan orang lain, mencaci maki, berbicara kasar dan
sebagainya.
Marilah, sebagai
orang beriman, kita sembuhkan diri kita dengan tekun dalam doa. Biarkan Tuhan
berkarya dalam hati kita dan menuntun kita kepada kebaikan-kebaikan ilahi. Singkat
kata, jika ingin menjadi orang baik, mari berdoa. Ingatlah HANYA DENGAN DOA,
KITA TIDAK LAGI BISU DAN TULI.
AMETUR.................!!!!!!!!