Dalam masa Adven ini kita
semua diwajibkan untuk menyiapkan diri guna menyambut kedatangan pesta Natal,
memperingati kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus jua kedatangan Dia untuk kedua
kalinya.
Masa Adven
dirayakan dalam empat pekan berturut-turut sebelum Natal. Namun tahukah kamu,
setiap minggu Adven, dari minggu pertama hingga minggu keempat memiliki arti
khusus.
Berikut ini arti
khusus dari empat minggu Adven yang jarang diketahui:
Minggu
Adven I (HARAPAN)
Minggu pertama
Adven ini mengingatkan kita akan kedatangan Yesus Krisus sang penebus. Minggu
pertama yang ditandai dengan sebatang lilin ungu ini memiliki arti sebagai
HARAPAN. Kita semua menantikan kedatangan Kristus penuh sukacita dan
harapan.
Lilin pertama
pada pekan ini disebut sebagai Lilin Nabi yang mengingatkan bahwa kedatangan
Yesus sebagai Mesias sudah diwartakan para nabi terdahulu.
Dan
selanjutnya kata Yesaya: “Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan
bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan
menaruh harapan.” Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala
sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus
kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. (Roma 15: 12-13)
Minggu
Adven II (KESETIAAN dan CINTA)
Minggu kedua
Adven memiliki arti sebagai KESETIAAN dan CINTA. Pada minggu
kedua ini lilin ungu kedua dinyalakan, mengingatkan kita untuk tetap setia
mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Kita diwajibkan menyiapkan hati dan
cinta demi menyambut kedatangan Kristus.
Lilin kedua
disebut Lilin Betlehem yang memiliki arti bahwa Yesus Krisus sang juruselamat
kita akan lahir di dalam hati kita.
Seperti ada
tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di
padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang
berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua
orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. (Lukas 3:4-6)
Minggu
Adven III (SUKACITA)
Minggu ketiga
Adven ditandai dengan dua batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu. Minggu
ketiga ini mengingatkan kita tentang SUKACITA. Kita bersama-sama
bergembira untuk menyambut kelahiran Yesus sang juruselamat kita.
Lilin ketiga
disebut Lilin Gembala karena kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Kristus
pertama kali diberitahukan kepada orang-orang yang rendah hati dan tulus.
Lalu kata
malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan
kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. (Lukas 2:10)
Minggu
Adven IV (PERDAMAIAN)
Ini adalah pekan
terakhir dari masa Adven. Minggu keempat yang memiliki arti khusus PERDAMAIAN
ini ditandai dengan tiga batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu.
Minggu keempat
Adven mengingatkan kita tentang kemuliaan Tuhan, sang pemilik semesta alam.
Bersama-sama kita bersukacita menyambut kedatangan-Nya.
Lilin keempat
disebut Lilin Para Malaikat yang melambangkan kebahagiaan dan sukacita
menyambut kedatangan Sang Juru Selamat.
“Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14)
Di dalam
dokumen Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi, tidak disebutkan
warna lilin yang digunakan, sehingga umat dapat menggunakan lilin warna
putih ataupun ungu. Karena masa Adven juga menjadi masa pertobatan, maka lilin
dapat menggunakan warna ungu, yang menjadi simbol pertobatan.
Kemudian di
Minggu ke-3, atau disebut minggu Gaudete atau minggu sukacita, dipasang lilin
berwarna merah muda, yang menyatakan sukacita karena masa penantiaan akan telah
berjalan setengah dan akan berakhir. Ada juga kebiasaan, yang meletakkan lilin
putih di tengah, yang dinyalakan saat masa Adven selesai, yang menyatakan bahwa
Kristus telah datang.
Oleh-oleh Pelatihan Kurikulum 2013, dan diminta untuk disampaikan
kepada semua guru. Beberapa perubahan rencananya akan diberlakukan pada
tahun ajaran baru 2018/2019 mendatang.
Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional akan tetapi
tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata
pelajaran hanya Agama dan PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam
penulisan RPP.
Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai
yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal
(praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu
sama.
Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas
menjadi penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir
tahun untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS, langsung ke
penilaian akhir semester.
Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada).
Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.
Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil.
Kelengkapan yang seharusnya dimiliki guru :
A. BUKU KERJA 1 :
1. SKL, KI, dan KD
2. Silabus
3. RPP
4. KKM
B. BUKU KERJA 2 :
1. Kode Etik Guru
2. Ikrar Guru
3. Tata Tertib Guru
4. Pembiasaan Guru
5. Kalender Pendidikan
6. Alokasi Waktu
7. Program Tahunan
8. Program Semester
9. Jurnal Agenda Guru
C. BUKU KERJA 3 :
1. Daftar Hadir
2. Daftar Nilai
3. Penilaian Akhlak/Kepribadian
4. Analisis Hasil Ulangan
5. Program Pembelajaran Perbaikan & Pengayaan
6. Daftar Buku Pegangan Guru/Siswa
7. Jadwal Mengajar
8. Daya Serap Siswa Hb tidak
9. Kumpulan Kisi soal
10. Kumpulan Soal
11. Analisis Butir Soal
12. Perbaikan Soal
D. BUKU KERJA 4 :
1. Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru
2. Program Tindak Lanjut Kerja Guru
Daftar Perubahan Istilah Dalam Kurikulum 2013 Terbaru
Berdasarkan PERMEN No 53/2015 dinyatakan tidak BERLAKU dan dirubah mnjdi PERMEN No 23/2016 tentang PENILAIAN revisi Kurikulum 13
Istilah KKM berubah istilah dengan KBM ( Ketuntasan Belajar Minimal )
Istilah UH berubah istilah dengan PH ( Penilaian Harian ).
Istilah UTS berubah istilah dengan PTS ( Penilaian Tengah Semester )
Istilah UAS berubah istilah dengan PAS ( Penilaian Akhir Semester ) Gasal/Genap
Istilah UKK berubah PAT ( Penilaian Akhir Tahun ) PAT materi soalnya meliputi semester GANJIL 25 % dan semester *GENAP 75 %
> KENAIKAN KELAS LIHAT KBM ( 60 )
a. Semester Ganjil = 55
b. Semester Genap = 65
--------------------------------------
120 : 2 = 60 Tuntas
--------------------------------------
Siswa dinyatakan TIDAK NAIK KELAS
Terdapat 3 nilai Mapel yang KBMnya tidak TUNTAS.
Nilai Pengetahuan Ki.3 harus Tuntas.
Nilai Ketrampilan Ki.4 harus Tuntas.
Ki.1 dan Ki.2 harus BAIK.
KKM ( KBM ) semua mapel sama.
Ki 1 dan Ki 2 Observasi guru dalam jurnal yang ditulis yang KURANG dan yang AMAT BAIK
Sikap dikatakan Tuntas, jika predikat minimal B (baik)
Pengetahuan dan Keterampilan , dikatakan Tuntas jika predikat Minimal C.
K-13: Sebuah mapel dikatakan Tuntas , jika Pengetahuan dan keterampilan Tuntas.
2006: Sebuah mapel dikatakan tuntas jika pengetahuan dan keterampilan (jika ada keterampilan), dan sikap tuntas.
Tidak perlu bingung dengan Prefikat C pada mapel Pengetahuan dan Keterampilan, karena C berarti sudah Tuntas.
Predikat untuk Pengetahuan dan Keterampilan, didasarkan pd KKM
masing2 sekolah. Contoh: jika KBM 75, maka < 75. = D (tidak tuntas),
75-82. = C (tuntas dengan Cukup), 83 - 90. = B (tuntas dengan Baik),
91-100. = A (tuntas dengan Sangat Baik)
Jadi jangan menaik-naikkan nilai untuk mengejar B, atau menurunkan KBM dari yang sudah ditetapkan masing2 sekolah.
Predikat pengetahuan dan keterampilan tidak berpengaruh pada SNMPTN.
REMIDI ---> Materi yang pernah diujikan.
Permendikbud No.20 Th 2016 tentang STANDAR KOPETENSI LULUSAN ( Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK BERLAKU ).
Permendikbud No.21 Th 2016 tentang STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR dan MENENGAH ( Permendikbud No.65 Th.2013 dinyatakan TIDAK BERLAKU ).
Permendikbud No.22 Th 2016 tentang STANDAR PENDIDIKAN DASAR dan MENENGAH ( Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK BERLAKU ).
Permendikbud No.23 Th 2016 tentang STANDAR PENILAIAN ( Permendikbud No.66 Th.2013 dan Permendikbud No.104 tahun 2014 dinyatakan TIDAK BERLAKU ).
Permendikbud No.24 Th 2016 tentang KOPETENSI INTI dan KOPETENSI DASAR
Sharing kebijakan Revisi Kurikulum 13 serta dasar hukum peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.20.21.22.23.24 tahun 2016
Bacaan Liturgi 30 Agustus 2018, Hari Biasa, Pekan Biasa XXI
Bacaan Pertama 1Kor 1:1-9
"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus;
Dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus
Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, serta kepada saudara sekalian di mana pun, yang berseru kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian.
Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kalian, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada
kalian dalam Kristus Yesus.
Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam
segala hal: dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kalian,
sehingga kalian tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kalian menantikan penampakan Tuhan kita Yesus
Kristus.
Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya, sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
Sebab setialah Allah yang telah memanggil kalian kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan
kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bacaan Injil Mat 24:42-51
"Hendaknya kalian selalu siap siaga."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar.
Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian
duga."
Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata di dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang,' lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama para pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia
sangka, dan pada saat yang tidak ia ketahui.
Maka hamba itu akan dibunuhnya dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik.
Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi."
Yohanes Pembaptis adalah saudara sepupu Yesus.
Ibunya adalah Elisabet
dan ayahnya adalah Zakharia.
Bab pertama dalam Injil Lukas mengisahkan
betapa menakjubkannya kelahiran Yohanes.
Injil Markus, bab 6:14-29,
mencatat betapa tragisnya kematian Yohanes Pembaptis.
Sungguh berat
resiko yang harus diterima Yohanes dalam mengajarkan kebenaran.
Raja Herodes dan isterinya menolak untuk mendengar bagaimana harus
hidup di hadapan Tuhan.
Mereka ingin membuat peraturan-peraturan mereka
sendiri dan hidup dengan cara mereka sendiri.
Yohanes Pembaptis harus
membayar mahal harga kejujurannya.
Tetapi, ia memang seorang yang teguh
pada pendiriannya.
Yohanes tidak akan pernah tinggal diam ketika dosa
dan ketidakadilan terjadi.
Ia mengajak orang banyak untuk bertobat; ia
ingin agar semua orang berdamai kembali dengan Tuhan.
Yohanes mengerti
bahwa kebahagiaan sejati berasal dari Tuhan.
Yohanes berkhotbah tentang baptis atas pertobatan, mempersiapkan
orang untuk kedatangan Mesias.
Ia membaptis Yesus di Sungai Yordan dan
memperhatikan dengan damai sukacita sementara pewartaan Yesus dimulai.
Yohanes mendorong murid-muridnya sendiri untuk mengikuti Yesus.Ia tahu
bahwa Yesus akan semakin terkenal sementara ia sendiri akan dilupakan.
Pada bab pertama Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis menyebut dirinya
sendiri sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun untuk meluruskan
jalan Tuhan.
Ia mengundang orang banyak untuk bersiap-siap,
mempersiapkan diri untuk mengenali Sang Mesias.
Pesannya sama untuk kita
masing-masing.
Bacaan Injil : Mrk 10:32-45
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem.
Yesus berjalan di depan.
Para murid merasa cemas, dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut.
Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya
dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya.
Yesus berkata, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus,
mendekati Yesus.
Mereka berkata, "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami."
Jawab Yesus, "Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?"
Mereka menjawab, "Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang lagi di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."
Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum? Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?"
Mereka menjawab, "Kami sanggup."
Yesus lalu berkata kepada mereka, "Memang, kamu akan meminum piala yang harus Kuminum, dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan atau di kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya telah disediakan."
Mendengar itu, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, "Kalian tahu, bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tetapi janganlah demikian di antara kalian! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kalian, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kalian, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Sebab Anak Manusia pun datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang."
Novena Roh Kudus ini dilaksanakan selama sembilan hari, mulai pada hari sesudah kenaikan Yesus ke surga dan berakhir pada hari Sabtu menjelang Pentekosta. Dalam novena ini umat memuji Tuhan yang menjanjikan kedatangan Roh Kudus dan memohon rahmat-Nya agar siap menyambut kedatangan Roh Kudus. Novena ini juga dapat dilaksanakan dalam kesempatan lain.
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Marilah berdoa: Allah pokok keselamatan kami, karena kebangkitan Kristus kami lahir kembali dalam pembabtisan dan menjalani hidup baru. Arahkanlah hati kami kepada Kristus yang kini duduk di sebelah kanan-Mu. Semoga Roh-Mu menjaga kami sampai Penyelamat kami datang dalam kemuliaan, sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.16:20-23a)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.
Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku”.
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Di dalam kehidupan nyata, manusia mengalami hari-hari hidupnya diwarnai dengan pasang surut: ada kegembiraan dan dukacita; ada kalanya bersemangat, tetapi di lain hari loyo.
Para murid Yesus pun dalam Injil Yohanes mengalami hal yang sama. Saat Yesus akan meninggalkan mereka untuk menghadap Bapa, mereka akan berduka, tetapi saat Yesus datang kembali, mereka akan bersukacita.
Situasi seperti ini – kata Yesus – dapat dibandingkan situasi perempuan yang hendak melahirkan. Saat melahirkan, ia berdukacita karena rasa sakit yang menimpanya, tetapi sesudah melahirkan, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
Dalam perubahan pengalaman manusia: kegembiraan-kesedihan; keuntungan- kemalangan; kegairahan-kelesuan, dsb. sebenarnya ada satu yang tetap. Bukan perubahan itu sendiri yang tetap (walaupun benar), tetapi bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam perubahan itu. Hanya bentuk kehadiran Tuhan saja yang berbeda. Ketika di dunia, Tuhan Yesus hadir secara fisik dalam keterbatasan-Nya. Tetapi berkat wafat dan kebangkitan-Nya, Ia hadir dalam tubuh rohani yang baru, yang jauh dapat menjangkau seluruh murid-Nya, di manapun mereka berada.
Bahwa Tuhan Yesus senantiasa hadir di dalam Gereja-Nya, hal ini dialami Paulus dalam karya kerasulannya, sebagaimana nanti kita akan dengar dalam Kisah Rasul (Kis. 18:9-18). Ketika Ia mewartakan Injil di Korintus, Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dalam suatu penglihatan, bahwa Ia senantiasa hadir menyertainya, sehingga karya kerasulannya akan berhasil. Ia sendiri akan mengalami, bagaimana ia terhindar dari rencana jahat yang dilakukan oleh jemaat Yahudi yang tidak suka akan kesaksiannya.
Dalam suka-duka, kehidupan kita yakinlah bahwa Tuhan senantiasa hadir. Ia hadir, kala kita mengalami konsolasi (penghiburan) rohani. Tetapi Ia juga hadir ketika kita mengalami kekeringan rohani (desolusi). Yang penting dalam perbedaan pengalaman manusia itu ialah iman menjadi pegangan kita. Bahwa Ia tidak pernah sedetikpun meninggalkan kita. Ia senantiasa menyatakan diri sebagai Tuhan yang hadir menyertai kita. Kalau kenyataan ini kita pegang, maka kita senantiasa akan merasa aman di dalam kehidupan kita; kita akan merasakan penyertaan Tuhan kemana pun kita diutus.
Pertanyaan kita – yang diinspirasikan Roh Kudus – adalah: kalau Tuhan sebenarnya menyertai perjalanan kita para murid-Nya, apakah kita juga berusaha senantiasa bersama Tuhan dalam segala aktivitas dan kegiatan kita? (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang mahabijaksana, Putra-Mu menjanjikan Roh Kudus kepada para rasul dan memenuhi janji itu sesudah Dia naik ke surga. Semoga kami pun Kau anugrahi karunia Roh Kudus. Demi Yesus Kristus, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan Injil (Yoh.16:23b-28)
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.
Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.
Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.”
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Dalam amanat perpisahan-Nya dengan para murid, Yesus dalam Injil Yohanes hari ini berbicara kepada kita tentang doa. Doa ini kata Yesus hendaknya diarahkan kepada Allah Bapa dengan Perantaraan diri-Nya (dengan perantaraan nama-Nya).
Dan dalam doa-doa yang para murid panjatkan sampaikan kepada Bapa, mereka juga tidak boleh segan-segan untuk meminta kepada Bapa apa yang mereka perlukan. Mengapa?
Pertama, karena “sampai sekarang mereka belum meminta sesuatu pun dalam nama-Nya” (Yoh.16:24). Ini tidak berarti para murid selama ini tidak pernah berdoa, tetapi keterarahan doa mereka selama ini bisa jadi langsung kepada Yesus, ataupun seandainya terarah kepada Bapa, tetapi belum dalam nama Yesus: belum menyebutkan pengantaraan darah-Nya, kebenaran dan korban-Nya yang menyelamatkan, menebus, yang menyembuhkan, karena mereka belum mengalami wafat dan kebangkitan Yesus.
Kedua, Yesus meminta para murid-Nya agar mereka jangan segan-segan meminta sesuatu kepada Bapa, karena mereka pasti akan menerimanya. Alasan pengabulan doa para murid ialah: karena mereka telah mengasihi Yesus dengan mentaati ajaran dan perintah-perintah-Nya dan percaya, bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka dan kepergian-Nya kepada Bapa adalah untuk menyediakan tempat bagi para murid, agar mereka boleh tinggal bersama Bapa di surga.
Dalam kekuatan doa ini jugalah kita percaya, bahwa Apolos (dalam Kis.18:23-28) berhasil dalam karya pewartaannya di Akhaya, bukan semata-mata karena ia fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci, tetapi terlebih karena kekuatan Allah yang hadir berkat buah ketekunannya dalam doa.
Karena itulah, berdasarkan Firman Tuhan hari ini, marilah dalam kuasa Roh Kudus kita mohon, agar kita dianugerahi rahmat berdoa, sehingga kita tidak lagi takut-takut untuk datang kepada Allah, karena kita tahu bahwa setiap doa yang kita panjatkan, Bapa akan mengabulkannya dalam nama Yesus, Putera-Nya. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah, Penyelamat kami, kami percaya bahwa Kristus telah bersatu dengan Dikau dalam keagungan. Semoga dalam Roh-Nya, Dia selalu menyertai kami sampai akhir zaman, seperti yang dijanjikan-Nya. Sebab Dialah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.17: 1-11a)
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa, “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Pada “Hari Minggu Komunikasi Sedunia” ini, Paus Fransiskus mengatakan, agar kita sebagai umat Katolik jangan segan-segan menjadi warga dunia digital. Mengapa? Karena Paus mau mendorong kita agar melalui media digital ini kita mau berdialog dengan manusia masa kini dan mengantarnya untuk berjumpa dengan Kristus.
Tetapi agar dunia digital sungguh-sungguh menjadi sarana komunikasi untuk membangun kemanusiaan yang baru, yakni mau menjadi sesama yang terluka dalam perjalanan dan tidak menjadikan sarana komunikasi yang justru memanipulasi manusia, maka di sini kita memerlukan doa sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan Allah, yang memampukan manusia untuk hidup sesuai dengan martabat-Nya yang luhur sebagai anak-anak Allah.
Karena pentingnya doa sebagai dasar komunikasi kita dengan Allah dan manusia inilah, maka Yesus dalam perjamuan malam terakhir berdoa, agar Bapa berkenan mempermuliakan Dia dengan kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia dijadikan dan agar para murid-Nya Bapa pelihara selama kehidupannya di dunia ini.
Doa yang Yesus panjatkan dalam perjamuan malam terakhir mengingatkan kita, agar kita sebagai murid-murid-Nya tekun berdoa. Mengapa? Sebab selama di dunia masih akan banyak tantangan, godaan yang bisa membelokkan diri kita dari kehidupan kekal bersama Bapa. Karena itulah doa bagi kita, harus menjadi nafas cinta kepada Tuhan yang didorong oleh Roh Kudus yang berbicara di hati kita. Kalau Doa kita pahami secara demikian, maka doa menjadi sesuatu yang sangat penting dan tidak pernah bisa kita tinggalkan dalam usaha kita mengikuti Dia secara serius. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakudus, semoga kekuatan Roh-Mu turun atas kami, agar kami mematuhi kehendak-Mu dengan setia dan mengamalkannya dalam cara hidup kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.16: 29-33)
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.
Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.”
Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Yesus dalam Injil Yohanes hari ini berbicara tentang pentingnya iman (kepercayaan) yang perlu dimiliki oleh para murid-Nya. Iman sebagaimana diharapkan Yesus ini sudah dimiliki oleh para murid-Nya. Hal ini nyata, ketika Yesus selesai dengan pengajaran-Nya, para murid akhirnya menyimpulkan, “Kami, percaya Engkau datang dari Allah” (Yoh.16:30).
Namun kepercayaan para murid di sini nampaknya masih perlu dikritisi. Mengapa? Sebab konsep iman para murid masih baru berhenti dalam pemahaman dan belum sungguh teruji dalam penderitaan. Oleh karena itulah pada saat penderitaan-Nya nanti, Yesus menubuatkan bahwa mereka akan dicerai-beraikan dan mereka akan meninggalkan-Nya seorang diri (Yoh.16:32).
Walau iman para murid belum sungguh teruji, namun Yesus mau menghibur dan menguatkan mereka, sebab Ia telah mengalahkan dunia dan mereka semua yang bertekun akan memperoleh damai sejahtera dari-Nya.
Sebagai murid Yesus, kita seharusnya berani mengatakan, bahwa saya percaya kepada-Nya. Namun kepercayaan ini tidak boleh berhenti hanya sebatas bibir saja. Kepercayaan kita mesti terungkap dalam perkataan dan perbuatan dan seharusnya tahan uji dalam tantangan dan kesulitan, sebab “orang benar hidup oleh iman” (Rm. 1:17).
Namun iman semacam ini dalam kenyataan tidaklah mudah dihayati, karena kelemahan manusiawi kita. Oleh karena itulah kita tidak dapat beriman hanya dengan kekuatan kita sendiri. Kita memerlukan kekuatan Roh Kudus, Roh Yesus yang akan menguatkan, meneguhkan kita dalam perjuangan hidup sehari-hari, sebagaimana dihayati oleh jemaat di Efesus, yang menerima anugerah Roh Kudus berkat penumpangan tangan Paulus (Kis.19:6).
Oleh, karena itulah, pada novena pada hari keempat ini kita mohon kekuatan Roh Kudus, agar hidup kita sebagai seorang murid senantiasa diperbaharui dan dikuatkan oleh-Nya, sehingga hidup kita memang sungguh dapat menjadi kesaksian indah bagi Tuhan dan kemuliaan bagi nama-Nya.(FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
NOVENA ROH KUDUS HARI KELIMA
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan Mahakudus, semoga Roh Kudus turun atas kami dan berdiam dalam diri kami, sehingga kami menjadi kenisah kemuliaan-Nya. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.17: 1-11a)
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa, “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Injil Yohanes hari ini berbicara tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa-Nya sebagai Anak Allah pada saat perjamuan terakhir, sesudah Ia mengajar banyak hal yang perlu untuk kehidupan para murid-Nya. Dalam doa Yesus ini kita bisa merasakan intimitas, kedekatan Yesus dengan Bapa.
Dalam doa-Nya, ada dua hal yang Yesus mohonkan kepada Bapa-Nya: Pertama, untuk diri-Nya sendiri, agar Bapa mempermuliakan-Nya, “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau” (Yoh 17:1). Mempermuliakan di sini berarti memberi kemuliaan kepada Yesus, sebagaimana Yesus sebagai pribadi kedua Allah Tritunggal sudah miliki sebelum manusia dan dunia ciptakan. Dari pihak Yesus Ia sudah mempermuliakan Bapa, yakni dengan menyelesaikan pekerjaan yang Bapa berikan kepada-Nya, dan Ia telah menyatakan nama Bapa kepada para murid. Namun permohonan Yesus, agar Bapa mempermuliakan Dia, bukan untuk melepaskan-Nya dari jalan salib, tetapi agar Ia sanggup menyelesaikan tugas perutusan-Nya sampai selesai, sampai di salib.
Kedua, Yesus berdoa, agar Bapa memelihara para murid-Nya yang masih ada di dunia, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yoh 17:11). Memelihara di sini maksudnya: agar Bapa menjaga, melindungi, merahmati para murid karena mereka masih di dunia dengan segala macam tantangan, godaannya, sehingga para murid dapat mengatasi godaan dan memperoleh kehidupan yang kekal. Yesus berdoa, agar para murid-Nya bersatu, karena kesatuan ini menyimbolkan kesatuan yang ada dalam Allah Tritunggal, di mana kasih menjadi tali pengikat yang mempersatukan. Dengan kesatuan orang dapat melihat kehadiran Allah.
Berkat kekuatan doa ini jugalah St. Paulus dalam perpisahannya kepada para penatua jemaat di Miletus bersaksi, bahwa Ia tidak pernah melalaikan mewartakan Firman Tuhan, sekalipun ia menghadapi banyak tantangan dari pihak orang Yunani dan Yahudi (Kis.20: 20,27) dan Ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya (Kis.20:24).
Berdasarkan teladan Yesus dalam berdoa ini, marilah kita di dalam kekuatan Roh Kudus juga bertekun di dalam doa-doa kita: agar kita dapat memiliki relasi yang dekat dengan Allah Bapa seperti Yesus; agar dalam kehidupan sehari-hari Allah Bapa senantiasa memelihara, menjagai dan merahmati kita; agar kita tahan uji sebagai murid-murid Yesus di tengah tantangan dan kesulitan; dan agar kita sesuai dengan panggilan dan kapasitas masing-masing dapat melaksanakan tugas perutusan kita menjadi saksi Yesus di tengah keluarga, masyarakat dan Gereja kita. Tuhan memberkati kita. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
NOVENA ROH KUDUS HARI KEENAM
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahaesa, Engkau telah menghimpun Gereja dalam Roh Kudus. Semoga kami mengabdi kepada-Mu dengan ikhlas dan bersatu padu dalam cinta. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Luk.1:39-56)
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Hari ini Gereja merayakan Pesta “St. Perawan Maria Mengunjungi Elisabet”. Dengan pesta ini Gereja hendak mengundang kita, agar kita sebagai murid-murid Yesus, mau belajar dari Bunda Maria. Mengapa? Sebab Maria adalah Bunda Allah, Ibu Tuhan sebagaimana digarisbawahi oleh Elisabet, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43).
Sebagai Ibu Tuhan (Yesus), Maria memang memiliki iman yang pantas untuk diteladani. Iman yang mana? Iman yang tidak hanya disimpan untuk dirinya sendiri, tetapi iman yang dibagikan kepada sesamanya. Karena itulah, maka Maria mengunjungi Elisabet, untuk men-sharing-kan pengalaman iman yang dimilikinya dalam kaitan dengan rencana Allah di dalam dirinya melalui malaikat Gabriel. Dan ketika iman di-sharing-kan, dibagikan dalam kata dan perbuatan, apa hasilnya? Kegembiraan dan sukacita, sebab Allah pada hakikatnya adalah kasih dan sumber segala rahmat. Karena itu pantaslah Elisabet dan Yohanes Pembaptis, bayi yang masih ada di dalam kandungan Elisabet bersuka cita, ketika mendengar salam Maria.
Berdasarkan Pesta hari ini, marilah kita berdoa, agar seperti Maria, kita juga sanggup membawa Yesus kepada sesama, baik dalam kata maupun perbuatan kita, sehingga hidup kita dapat menjadi kegembiraan, suka cita dan inspirasi bagi sesama kita. Tuhan memberkati. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
NOVENA ROH KUDUS HARI KETUJUH
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakudus, curahkanlah Roh Kudus-Mu ke dalam diri kami, sehingga kami dapat melaksanakan kehendak-Mu dan layak menjadi milik-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.17:20-26)
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Injil Yohanes pada peringatan St. Yustinus, Martir berbicara kepada kita tentang doa. Tepatnya doa Yesus untuk para murid-Nya sesudah Ia memberikan amanat, pengajaran dan hal-hal yang berguna bagi para murid dalam perjamuan malam terakhir. Namun para murid di sini, bukan hanya menyangkut ke-12 rasul, tetapi juga menyangkut kita para murid-Nya pada zaman sekarang, maupun juga para murid Kristus di masa depan sepanjang zaman.
Kalau Yesus dalam konteks Perjamuan Malam terakhir mendoakan para murid-Nya kepada Bapa, maka ada dua isi permohonan yang disampaikan Yesus.
Pertama, Yesus mendoakan agar para murid-Nya bersatu (21, 23) dan model kesatuan di antara para murid ini adalah kesatuan yang terdapat dalam hubungan antara Yesus dengan Bapa-Nya, di mana dalam hubungan itu ada cinta kasih dan saling percaya menjadi dasarnya. Bapa mengasihi Putra, dan Putra taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dalam relasi yang diikat oleh Roh Kudus inilah, para murid diikutsertakan dalam kesatuan Bapa dan Putra, dan kesatuan itu memancar dalam kesatuan para murid sendiri, yang tujuannya adalah: agar dunia percaya bahwa Allah Bapa lah yang telah mengutus Yesus (21, 23) dan agar dunia percaya, bahwa Bapa juga mengasihi mereka.
Kedua, Yesus mendoakan agar di mana pun Ia berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Dia. Artinya, di mana Kristus meraja di surga, di rumah Bapa-Nya sesudah sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, hendaknya demikian juga para murid-Nya berada di sana untuk beroleh kebahagiaan kekal bersama dengan Dia. Tetapi kebersatuan para murid ini bukan terjadi hanya di surga nanti, tetapi juga sudah dapat dialami sekarang, sebab Roh Kudus akan diberikan kepada para murid, sehingga dengan kehadiran Roh Kudus itu, di mana pun para murid berada Roh Kudus, Roh Yesus hadir sebagai yang menghibur, yang menguatkan, yang meneguhkan para murid dalam upaya mereka menghidupi ajaran Kristus dan memberikan kesaksian iman di tengah-tengah kehidupan mereka.
Berdasarkan Firman Tuhan hari ini dan juga disemangati oleh teladan hidup St. Yustinus, martir serta dorongan Roh Kudus marilah kita berdoa, agar harapan Yesus akan adanya kesatuan di antara para murid Kristus sungguh-sungguh dapat terwujud, sehingga berangkat dari kebersatuan para murid Kristus inilah dunia percaya bahwa benarlah Yesus yang telah Bapa utus untuk menyelamatkan kita dan agar kita pada saatnya juga dapat bersatu dengan Allah Tritunggal dalam kebahagiaan abadi sebagaimana yang telah Yesus janjikan kepada kita semua. Tuhan memberkati kita. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
NOVENA ROH KUDUS HARI KEDELAPAN
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah sumber cahaya kekal, Engkau telah membukakan bagi kami jalan menuju hidup kekal dengan memuliakan Putra-Mu dan mengutus Roh Kudus. Semoga cinta bakti dan iman kami selalu bertambah. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.21:15-19)
Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Sesudah mereka sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Injil Yoh hari ini berbicara kepada kita, tentang pentingnya cinta kasih kepada Yesus sebagai prioritas yang pertama dan utama, dalam kehidupan seorang murid Kristus, sehingga mereka dapat menggembalakan kawanan domba-Nya. Dan hal ini nyata dalam dialog yang terjadi antara Yesus dan Simon Petrus yang terjadi di pantai danau Tiberias/Galilea, ketika para murid Yesus berkumpul bersama dengan Dia sesudah peristiwa mukjizat penangkapan ikan setelah mereka gagal menangkap ikan semalam-malaman.
Kalau kepada Simon Petrus, Yesus meminta, agar ia mengasihi Dia melebihi segala sesuatu yang lain, mungkin dalam hati kita bertanya, mengapa cinta kepada-Nya ini yang ditekankan, dan bukan nilai-nilai yang lain? Ada dua jawaban yang kiranya dapat diberikan.
Pertama, karena cinta kepada Tuhan adalah hukum yang pertama dan utama. Dalam dalam dialog dengan ahli Taurat, Yesus mengatakan dalam Mrk 12:30, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”. Dengan menghayati hidup dalam cinta kasih kepada Yesus ini, Simon Petrus dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam hakekat Allah sendiri yang adalah kasih. “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yoh 4:7-8).
Kedua, cinta kepada Yesus menjadi prioritas karena cinta kasih adalah kegenapan hukum Taurat, “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” (Rom 13:10).
Sesudah kita melihat, tentang pentingnya cinta kasih kepada Yesus sebagai nilai tertinggi dalam diri seorang murid, dalam hal ini secara spesifik dalam diri Simon Petrus, kita bisa bertanya lebih lanjut, “Mengapa Yesus kepada Simon Petrus bertanya apakah engkau mengasihi Aku” sampai 3 kali?
Jawabannya karena Petrus telah menyangkali Yesus selama tiga kali dan penyangkalan Simon ini mau tdk mau meninggalkan penyesalan, luka, rasa bersalah karena ia telah mengakhianati Yesus, Tuhan dan gurunya yang telah mengasihinya dan ia kasihi. Oleh karena itulah untuk menghapus ingatan akan pengalaman traumatis ini, Yesus memberikan pengampunan kepadanya, dan menghapuskan ingatan akan penyangkalan tiga kali itu, dengan tiga kali pernyataan kasih yang menyembuhkan, memulihkan dan mengutuhkan.
Sesudah Simon menyatakan kasihnya kepada Yesus, maka Yesus memerintahkan kepadanya untuk menggembalakan kawanan domba-domba-Nya. Artinya kasih yang Simon Petrus telah nyatakan, mesti diwujudkan dalam tindakan kongkret, ada suatu tanggungjawab yang mesti dilaksanakan, yakni menggembalakan murid-murid Kristus. Dan ini dibuktikan Petrus sampai dengan kemartiran yang dialaminya di Roma. Ia mati di salib. Tetapi karena ia tidak mau menyamai kematian Yesus, Guru dan Tuhannya, maka ia meminta disalibkan dengan kepala ke bawah.
Berdasarkan Injil hari ini marilah kita berdoa, agar cinta kita kepada Yesus sebagai Tuhan dan Guru kita semakin berkembang dari hari ke hari, sehingga pada saatnya – kita seperti Simon Petrus – dalam kapasitas kita masing, dapat melaksanakan tugas kita, untuk menggembalakan kawanan domba yang diserahkan Tuhan kepada kita, entah kita sebagai awam, biarawan/wati, ataupun kita sebagai seorang imam. Tuhan memberkati kita. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
NOVENA ROH KUDUS HARI KESEMBILAN
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu.
Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, maka segalanya menjadi baru dan Engkau membaharui muka bumi.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, kebangkitan Putra-Mu telah menumbuhkan hidup baru dalam diri kami. Semoga karena bantuan Roh-Mu kami mewujudkan rahmat kebangkitan dalam hidup kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Injil (Yoh.21:20-25)
Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus, “Ikutilah Aku,” Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?”
Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”
Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”
Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Saat Hening untuk Merenungkan Firman Tuhan
Injil Yohanes pada peringatan St. Karolus Lwanga dkk. (martir) berbicara kepada kepada kita tentang dialog yang terjadi antara Petrus dengan Yesus tentang murid yang dikasihi Yesus.
Dengan dialog ini penginjil mau menyatakan kepada kita bahwa tidak perlulah para murid membanding-bandingkan panggilan Tuhan yang diberikan secara khusus kepadanya dan membandingkannya dengan panggilan orang lain. Cukuplah masing-masing setia, bertekun dan mengembangkan panggilan yang Tuhan telah berikan kepadanya dan menyadari bahwa panggilan Tuhan yang diberikan itu penting untuk membangun tubuh Kristus, yakni Gereja-Nya, berguna bagi kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan bersama umat Allah dan juga berguna untuk semua yang berkehendak baik.
Karena itulah kepada Petrus, Yesus berkata, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” (Yoh.21:22). Atas sabda Yesus ini, Petrus yang dipanggil sebagai gembala umat setia mengikuti Yesus sampai pada akhirnya ia rela mati untuk-Nya. Sementara murid yang dikasihi Yesus mengikuti panggilan Tuhan yang diberikan kepadanya menjadi saksi kebenaran tentang Yesus, yakni dengan pengajaran dan tulis-tulisannya dan ia hidup sampai usia lanjut dan meninggal dalam damai.
Berdasarkan Firman Tuhan hari ini dan juga disemangati oleh St. Karolus Lwanga dkk. (martir), marilah kita berdoa, agar kita juga bertekun, setia dan berkembang dengan panggilan Tuhan yang diberikan kepada kita masing-masing, sebab kesemuanya itu berguna bagi perkembangan umat Allah, perluasan Kerajaan Allah dan keselamatan umat manusia. Tuhan memberkati kita semua. (FCW).
Doa Penutup
Marilah berdoa: Ya Allah, Engkau mengajar hati orang beriman dengan pencurahan Roh Kudus. Berilah agar dengan berkat Roh Kudus ini kami dapat mengerti apa yang benar dan senantiasa memperoleh penghiburan dan pertolongan karenanya. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS
(Katekismus Gereja Katolik No.683-686)
683 "Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: `Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus" (1 Kor 12:3). Allah mengirim "Roh Putra-Nya dalam hati kita, Roh yang berseru: `Abba, Bapa'" (Gal 4:6). Pengertian iman ini hanya mungkin dalam Roh Kudus. Supaya bisa berhubungan dengan Kristus, lebih dahulu orang harus disentuh oleh Roh Kudus. Ia datang menemui kita dan membangkitkan iman dalam kita. Oleh Sakramen iman pertama, yakni Pembaptisan, kehidupan yang berasal dari Bapa dan yang dianugerahkan kepada kita dalam Putra, dilanjutkan kepada kita, atas cara yang sangat mendalam dan pribadi, di dalam Gereja melalui Roh Kudus: "Pembaptisan memberi rahmat kepada kita, supaya kita dilahirkan kembali dalam Allah Bapa oleh Putra dan dalam Roh Kudus. Mereka yang memiliki Roh Allah, dibawa kepada Sabda, artinya kepada Putra; tetapi Putra memperkenalkan mereka kepada Bapa, dan Bapa menganugerahkan kepada mereka kebakaan. Jadi, tidak mungkin melihat Putra Allah tanpa Roh, dan mendekati Bapa tanpa Putra, karena pengetahuan tentang Bapa adalah Putra, dan pengetahuan tentang Allah Putra terjadi dalam Roh Kudus" (Ireneus, dem. 7).
684 Melalui rahmat-Nya, Roh Kuduslah yang pertama membangkitkan iman kita dan mengkomunikasikan kehidupan baru. Kehidupan ini berarti "mengakui Bapa dan Yesus Kristus" yang Ia utus (Yoh 17:3). Tetapi Roh Kuduslah yang diwahyukan terakhir dari Pribadi-pribadi Tritunggal Mahakudus. Santo Gregorius dari Nasiansa, "sang teolog", menjelaskan urutan ini sebagai hasil pedagogi ilahi yang penuh cinta:
"Perjanjian Lama mewahyukan Bapa secara terbuka, Putra samar-samar. Perjanjian Baru mewahyukan Putra dan memberi kepada kita tanda-tanda awal mengenai ke-Allahan Roh. Sekarang Roh tinggal di antara kita dan memberi kepada kita satu pandangan yang jelas mengenai diri-Nya. Ketika orang belum mengakui ke-Allah-an Bapa, rasanya tidak bijaksana untuk mengumumkan Putra secara terbuka, dan ketika ke-Allah-an Putra belum diterima, maka tidak bijaksana pula menambahkan lagi Roh Kudus sebagai beban baru, untuk sekedar menggunakan ungkapan yang agak berani ... Setelah maju dan berkembang `dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain', cahaya Tritunggal akan bersinar bagi mereka yang sudah lebih matang" (or. theol. 5,26).
685 Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus, sehakikat dengan Bapa dan Putra, dan bahwa Ia "bersama dengan Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan" (Syahadat Nisea-Konstantinopel). Oleh karena itu, rahasia ilahi Roh Kudus sudah kita bicarakan dalam "teologi" Tritunggal. Di sini dibicarakan tentang tempat Roh Kudus dalam karya keselamatan.
686 Bersama Bapa dan Putra, Roh Kudus melaksanakan dari awal sampai pada kepenuhannya, keputusan demi keselamatan kita. Tetapi baru sekarang, dalam "waktu terakhir ini", yang dibuka oleh inkarnasi Putra yang menebuskan, Ia diwahyukan dan dikenal, diberikan dan diterima sebagai Pribadi. Sekarang keputusan ilahi itu - yang Kristus laksanakan sebagai "Anak sulung" dan Kepala ciptaan baru melalui Roh yang dicurahkan itu - di dalam umat manusia memperoleh bentuknya sebagai Gereja, persekutuan para kudus, sebagai pengampunan dosa, kebangkitan badan, dan kehidupan kekal.
PENTEKOSTA
(Katekismus Gereja Katolik No.731-732)
731 Pada hari Pentekosta (pada hari terakhir dari ketujuh minggu Paska) selesailah Paska Kristus dalam curahan Roh Kudus. Sekarang Ia nyata sebagai Pribadi ilahi. Sekarang Ia diberikan dan diumumkan secara terbuka sebagai Pribadi ilahi. Kristus Tuhan memberi Roh dalam kelimpahan.
732 Pada hari itu Tritunggal Mahakudus dinyatakan secara penuh dan utuh. Sejak hari itu Kerajaan yang diumumkan Kristus telah dibuka bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Meskipun mereka manusia lemah, namun dalam iman mereka sudah ikut ambil bagian dalam persekutuan Tritunggal Mahakudus. Oleh kedatangan-Nya yang tidak terputus-putus, Roh Kudus membiarkan dunia masuk ke dalam "zaman terakhir", zaman Gereja: Kerajaan Allah sudah diterima sebagai warisan, namun belum diselesaikan.
"Kami telah melihat terang yang benar, kami telah menerima Roh surgawi, kami telah mendapat iman yang benar. Kami menyembah Tritunggal yang fdak terbagi karena Ia telah menyelamatkan kita" (Liturgi Bisantin; Tropar dalam Ibadat Sore Pentekosta; diambil sebagai nyanyian sesudah komuni dalam perayaan Ekaristi).
KARUNIA DAN BUAH-BUAH ROH KUDUS
(Katekismus Gereja Katolik No.1830-1832)
1830 Kehidupan moral orang-orang Kristen ditopang oleh karunia-karunia Roh Kudus. Karunia ini merupakan sikap yang tetap, yang mencondongkan manusia, supaya mengikuti dorongan Roh Kudus.
1831 Ketujuh karunia Roh Kudus adalah: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, kesalehan, dan rasa takut kepada Allah. Dalam seluruh kepenuhannya mereka adalah milik Kristus, Putra Daud Bdk. Yes 1-2.. Mereka melengkapkan dan menyempurnakan kebajikan dari mereka yang menerimanya. Mereka membuat umat beriman siap mematuhi ilham ilahi dengan sukarela. "Kiranya Roh-Mu yang baik menuntun aku di tanah yang rata" (Mzm 143:10). "Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah ... Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris; kita adalah ahli waris Allah dan rekan ahli waris Kristus" (Rm 8:14.17).
1832 Buah-buah Roh adalah kesempurnaan, yang Roh Kudus hasilkan di dalam kita sebagai buah-buah sulung kemuliaan abadi. Tradisi Gereja menyebutkan dua belas macam: "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan hati, kesederhanaan, dan kemurnian" (Gal 5:22-23 Vg.).