Sabtu, 24 November 2012

Keheningan itu EMAS


Keheningan itu Emas
Sebuah refleksi iman atas pengalaman kunjungan ilmiah kepada saudara kita yang beragama Hindu

            Keheningan itu emas………….itulah judul refleksi saya atas sebuah pengalaman hidup yang saya dapat ketika mengadakan kunjungan ilmiah bersama teman-teman kelas XI IPA dan XI IPS ke tempat ibadah saudara kita yang beragama Hindu, tepatnya kunjungan ilmiah ke Pura di Sebrang. Ada begitu banyak pengalaman berharga yang bisa dijadikan sebuah refleksi iman dan kehidupan mulai dari persiapan sampai pada waktu pulang. Saya hendak mengangkat tentang pengalaman keheningan. Pengalaman keheningan ini saya refleksikan dalam kaca mata iman Katolik. Pertanyaanya adalah mengapa hening itu emas? Apakah saya bertemu dengan emas saat hening? Apa yang dimaksudkan dengan hening itu emas?
            Kalau teman-teman sempat ke Pura, maka pasti akan merasakan suasana hening. Suasana yang sama juga kalau misalnya ke Gereja, Mesjid, Wihara dan Klenteng. Intinya, setiap ke tempat ibadah dari agama mana saja suasana yang pasti didapati adalah keheningan, sunyi, sepi dan sejenisnya. Saya belajar apa dari suasana hening?

Hening adalah kesempatan emas bertemu Tuhan
            Yesus ketika berdoa, Dia selalu mencari suasana yang hening, jauh dari keramaian. Dalam Kitab Suci begitu jelas bagaimana Yesus ketika mau bertemu dengan BapaNya, Ia mencari suasana hening untuk berdoa. Hal yang sama juga kita temui dalam suasana hening di Pura. Saya tidak mengatakan bahwa kalau mau berdoa harus ke Pura. Tetapi apa yang menjadi ajaran Yesus tentang suasana berdoa, itu juga kita temui dalam kehidupan rohani saudara-saudara kita yang Hindu.
            Suasana hening justru menghantar kita pada pertemuan pribadi dengan Allah secara personal. Dalam suasana hening pula, kita dengan begitu bebas merasakan kehangatan dan cinta Tuhan yang luar biasa. Kita bisa merasakan secara pribadi suara dan bisikan Tuhan kepada kita. Itu berarti keheningan adalah emas. Dalam agama mana pun, suasana hening sangatlah pas untuk bertemu Tuhan secara personal.
            Sebagai guru agama, saya sadar bahwa saya masih penuh dengan kekurangan. Saya berusaha untuk mengisi waktu dengan berdoa di gereja bersama saudara seiman. Tetapi kadang saya lupa untuk bertemu Tuhan secara pribadi. Pengalaman kunjungan ilmiah agama bersama teman-teman XI IPA dan IPS menyadarkan saya bahwa saya pentingnya waktu pribadi dengan Tuhan dalam keheningan. Saya merasa bahwa hanya dalam keheningan saya bisa dekat dengan Tuhan dan Tuhan juga begitu dekat dengan saya.

Hening itu kesempatan emas untuk menenangkan diri
            Hidup itu penuh dengan kesibukan. Kesibukan untuk cerita, belajar, bermain,bercanda dan sebagainya. Makan saja suatu bentuk kesibukan. Selain itu, hidup itu diwarnai dengan pergumulan. Pergumulan karena dimarahi, disakiti, dicemooh dan sebagainya. Kadang untuk mengisi waktu atau lebih tepatnya menghindari kesibukan atau pergumulan, tak jarang kita mengisi dengan ke pantai, ke tempat yang rame (pasar malam misalnya), menangis di kamar, cerita dengan teman sampai pagi entah langsung atau lewat hp. Semua itu baik tetapi tidak menghantar kita kepada kebahagiaan atau bahkan memberikan kita keringanan dalam menghadapi masalah.
            Agar hidup kita bermakna, suasana hening itu penting untuk kehidupan kita. Tentu saja hening bukan berarti melamun atau menghayal. Melainkan hening lebih kepada sikap hidup dimana kita menarik diri sebentar dari rutinitas kehidupan dan berbagai masalah yang kita hadapi. Disaat hening, kita bisa mengadakan refleksi dengan melihat kembali semua kehidupan kita dan mengambil sebuah usaha baru untuk langkah kehidupan yang lebih baik lagi dari yang sudah kita lewati.
            Pengalaman ke Pura adalah pengalaman masuk dalam sebuah suasana keheningan. Tentu saja bukan Pura saja, masih begitu banyak tempat yang Tuhan berikan kepada kita untuk masuk dalam keheningan. Tapi dengan melangkahkan kaki bersama teman-teman XI IPA dan XI IPS, saya belajar bahwa keheningan itu sangat penting dalam kehidupan kita. Bagi saya, orang yang punya waktu untuk adalah orang-orang yang kuat dalam menghadapi kehidupannya.
            Sebagai guru, saya selalu menyibukkan diri dengan rupa-rupa kegiatan, entah kegiatan sekolah atau kegiatan pribadi. Kadang saya lupa untuk mengambil waktu untuk hening. Kunjungan ilmiah ini lalu menyadarkan kembali saya bahwa saya membutuhkan waktu hening. Dalam keheningan saya bertemu dengan begitu banyak inspirasi-inspirasi kehidupan yang luar biasa, yang tidak saya dapatkan saat saya mengajar atau mempersiapkan materi.

RPP Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti K13 Kelas 1 Pelajaran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER JMJ (RPP) Nama Sekolah            : SD Katolik Santa Maria Piru Mata Pelajaran    ...